Teliti Asal-Usul Covid-19, China Tes Darah Ribuan Warga Wuhan


DONI MONARDO, DONOR PLASMA, PMI, BNPB, COVID,
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo melakukan donor darah plasma konvalesen di PMI Kramat Raya Jakarta Pusat, Senin (1/3/2020). Satgas Covid-19 telah menjadikan donor konvalesen sebagai gerakan nasional, Terapi plasma konvalesen ini dapat memberika kesembuhan tinggi bagi para pasien Covid-19, namun saat ini masih sulit mencari pendonor dari para penyintas Covid-19. Kiki Budi Hartawan/Aktualitas.id

China berencana mengambil sampel darah puluhan ribu warga Kota Wuhan untuk meneliti asal usul Covid-19 yang hingga kini masih diperdebatkan.

Seorang pejabat China mengatakan langkah itu dilakukan pemerintah di tengah seruan transparansi soal asal usul kemunculan virus SARS-CoV-2 yang terus digaungkan komunitas internasional.

Pejabat itu menuturkan pemerintah menyimpan hingga 200 ribu sampel darah warga, termasuk yang berasal sekitar akhir 2019 dan disebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kemungkinan sumber informasi kunci menemukan bagaimana virus pertama kali menular ke manusia.

Ratusan ribu sampel itu disimpan di Pusat Darah Wuhan dan disebut memberikan sampe jaringan waktu nyata dari sejumlah besar populasi di kota Wuhan, tempat virus corona diyakini pertama kali muncul dan menyebar.

Sementara itu, seorang pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan kepada CNN bahwa persiapan pengujian darah itu saat ini sedang berlangsung.

Pada Juli lalu, kepala tim peneliti China yang ikut investigasi bersama WHO awal tahun ini, Liang Wannian, telah menuturkan bahwa China memang akan menguji sampel darah warga Wuhan.

Ia mengatakan begitu para ahli China mendapatkan hasilnya, mereka akan mengirimkan itu kepada pakar China dan asing.

Liang dan tim mengatakan sampel darah berasal dari tabung-tabung kantong donor darah yang telah disimpan.

Para ahli menuturkan jika disimpan dengan benar, sampel darah dapat mengandung tanda penting dari antibodi pertama yang dibuat oleh manusia untuk melawan penyakit tersebut.

Sejauh ini, ahli meyakini kasus penularan Covid-19 pertama terdeteksi pada 8 Desember 2019.

“Namun, penelitian kami sejauh ini meyakini bahwa 8 Desember mungkin bukan kasus pertama Covid-19. Mungkin ada kasus Covid-19 yang terjadi sebelumnya,” ucap Liang.

Sejumlah ahli menyambut baik rencana pengujian sampel darah ini yang dinilai mampu memberikan petunjuk baru soal awal mula kemunculan virus corona di dunia.

“Sampel ini memberikan sampel real time terdekat di dunia yang pernah kami lihat untuk membantu kami memahami waktu kejadian wabah,” kata peneliti kesehatan global dari Council on Foreign Relations, Yanzhoung Huang.

Serupa dengan Huang, profesor epidemiologi dari Universitas Columbia, Maureen Miller, juga mengatakan pengujian ribuan sampel darah ini dapat memberi penerangan terhadap pertanyaan besar selama ini terkait asal usul Covid-19.

“Ini benar-benar akan berisi petunjuk penting,” kata Miller.

Miller mendesak China menggelar penelitian ini secara terbuka sehingga para ahli asing dapat ikut mengamati prosesnya.

“Tidak ada yang akan percaya hasil apapun yang dilaporkan China kecuali setidaknya ada pengamat yang memenuhi syarat,” paparnya menambahkan.

Miller mengatakan sampel-sampel darah itu bahkan bisa menunjukkan siapa orang pertama yang terinfeksi Covid-19, di mana, dan usia individu tersebut.

Dr. William Schaffner, dari divisi penyakit menular Departemen Kedokteran Universitas Vanderbilt, mengatakan sampel tersebut menyajikan “kesempatan yang menarik.

“Anda ingin kembali untuk mengetahui dengan tepat pada bulan-bulan mana virus ini mulai meninggalkan bekas pada populasi manusia di Cina,” katanya.

Schaffner menyarankan sampel-sampel darah itu dibawa ke negara lain yang lebih netral untuk diteliti dan mengizinkan para ahli WHO untuk ikut serta dalam penelitian.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>