Selama 10 Bulan, KLHK Catat 13.367 Hektar Lahan Gambut di Kalbar Terbakar


Ilustrasi (Istimewa).

AKTUALITAS.ID – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) gambut di Kalimantan Barat mencapai 13.367 hektar sepanjang 2021. Data tersebut dihimpun pada Januari-November 2021.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah itu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. KLHK mencatat Karhutla gambut di Kalbar pada 2020 mencapai 1.413 ha.

“Luas Karhutla gambut Kalimantan Barat 13.367 ha, Karhutla mineral 7.646. Jumlah 20.256 ha per 2021,” papar data karhutla yang ditampilkan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi di Youtube Kementerian LHK, Kamis (23/12/2021).

Dengan jumlah itu, Kalbar menjadi Provinsi terbesar dengan luasan lahan gambut paling banyak terbakar di Indonesia sepanjang 2021. Provinsi dengan luasan karhutla terbesar kedua dipegang oleh Riau sebesar 8.015 ha.

Berbeda dengan Kalbar, Karhutla di Riau justru mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. KLHK mencatat Karhutla gambut Riau 2020 mencapai 11.587 ha.

Selain kedua provinsi tersebut, 11 provinsi di Indonesia juga turut tercatat adanya karhutla gambut. Karhutla gambut di Kalimantan Tengah mencapai 682 ha, Kalimantan Selatan 692 ha dan Sumatera barat sebesar 663 ha.

Selanjutnya ada Maluku Utara 613 ha, Aceh 430 ha, Sumatera Utara 387 ha, Sumatera Selatan 295 ha, Kepulauan Riau 61 ha, Kepulauan Bangka Belitung 44 ha.

“Jambi 32 ha dan Lampun 5 ha,” tulis Laksmi dalam data Karhutla tahun 2021.

Sementara itu, KLHK mencatat tidak terjadi karhutla gambut di 20 provinsi lainnya. Dengan begitu, total karhutla gambut di Indonesia mencapai 24.861 ha sepanjang Januari-November 2021.

Meski belum dihitung sampai Desember, Karhutla gambut pada 2021 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Total Karhutla gambut 2020 mencapai 19.998 ha.

Sejumlah LSM seperti Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menjelaskan, tanaman gambut memang mudah terbakar ketika musim kemarau. Namun, pemanasan global dapat memperparah tingkat karhutla. Sebab, musim kemarau bisa lebih panjang.

Pemerintah Indonesia terus melakukan restorasi gambut untuk memulihkannya. Presiden Joko Widodo menyebut akan melakukan rehabilitasi mangrove seluas 600 hektar lahan sampai 2024.

Namun, banyak pihak pesimis target itu akan tercapai. Sebab, pemerintah banyak melakukan konsesi lahan untuk sawit. Tanaman monokultur itu disebut juga dapat merusak tanaman gambut.

Padahal, gambut punya fungsi hidrologi yang bagus. Sehingga, ketika musim hujan potensi banjir bisa ditekan oleh gambut karena daya serap air yang tinggi.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>