Siaga Invasi Rusia, AS Berniat Kirim 5.000 Prajurit ke Dekat Ukraina


kandidat calon presiden (capres) Partai Demokrat Joe Biden, (AFP / GETTY IMAGES / OLIVIER DOULIERY)

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dilaporkan tengah mempertimbangkan mengirim 1.000 hingga 5.000 pasukan ke Eropa Timur demi mengantisipasi manuver militer Rusia ke Ukraina.

Sejumlah pejabat Gedung Putih menuturkan selain ribuan pasukan, AS juga memiliki opsi mengerahkan berbagai peralatan tempur mulai dari kapal perang hingga pesawat militer ke negara Baltik dan negara NATO di Eropa Timur.

Pengerahan ribuan pasukan itu juga dipertimbangkan AS untuk membantu evakuasi warga Negeri Paman Sam dari Ukraina jika diperlukan.

Berbagai opsi itu muncul dalam rapat antara Biden, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dan petinggi militer AS lainnya di Camp David pada Sabtu pekan lalu.

Rincian rapat itu diungkap pertama kali oleh New York Times.

Dalam rapat tersebut, Biden disuguhkan sejumlah opsi untuk mengirimkan aset-aset militer AS ke dekat perbatasan Rusia. Jumlah pasukan yang dikirim juga masih bisa bertambah hingga 10 kali lipat jika situasi kian memburuk.

“Presiden Biden diberi pengarahan tentang keadaan operasi militer di perbatasan Ukraina dan membahas upaya berkelanjutan kamu untuk meredakan situasi dengan diplomasi dan berbagai tindakan pencegahan kami yang dikoordinasikan secara erat dengan sekutu dan mitra kami, termasuk pengiriman bantuan keamanan bagi Ukraina yang sedang berlangsung,” demikian bunyi dokumen rapat tersebut seperti dikutip CNN.

“Presiden Biden sekali lagi menegaskan jika Rusia menginvasi Ukraina lebih lanjut, AS akan memberlakukan konsekuensi cepat dan berat terhadap Rusia.”

Situasi terus menegang sejak negara Barat meyakini Rusia tengah merencanakan serangan terhadap Ukraina.

Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim Rusia kini telah mengerahkan lebih dari 127 ribu pasukan ke dekat perbatasannya yang semakin membuat khawatir pihak Barat soal kemungkinan Moskow dapat menyerang kapan saja.

Rusia juga mengumumkan latihan angkatan laut di dekat Ukraina baru-baru ini, memperluas persiapannya untuk kemungkinan serangan terhadap Kiev.

Enam kapal pendarat Rusia yang mampu membawa tank tempur utama, armada pasukan, dan kendaraan militer lainnya juga melakukan perjalanan melalui selat menuju perairan Mediterania minggu lalu dalam penempatan yang dapat mendukung pendaratan amfibi di pantai selatan Ukraina jika Presiden Vladimir Putin memerintahkan serangan.

Intelijen militer Ukraina telah mengklaim bahwa Rusia mempekerjakan tentara bayaran dan memasok pasukan proksinya di wilayah Donetsk dan Luhansk dengan bahan bakar, tank, dan artileri self-propelled dalam persiapan untuk potensi peningkatan pertempuran.

Hingga kini, AS masih belum mengetahui dengan pasti apakah Presiden Rusia Vladimir Putin benar-benar akan menginvasi Ukraina lagi.

Namun, beberapa pejabat intelijen AS dan Inggris mengaku telah memiliki bukti bahwa Putin tengah merencanakan menggulingkan pemerintahan Ukraina saat ini demi menggantikannya dengan pemimpin pro-Rusia.

AS bahkan telah meminta seluruh warganya dan sebagian staf kedutaan besar di Ukraina untuk pulang menyusul ancaman serangan Rusia ke negara itu yang kian besar.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>