Hingga 339 Persen, Sentimen Anti-Asia Melonjak di AS


Melissa Min (kiri) dan putranya, James, lakukan aksi solidaritas dengan komunitas Asia-Amerika setelah serangan terhadap komunitas tersebut meningkat sejak awal pandemi virus corona setahun yang lalu, di Philadelphia, Pennsylvania, AS, 17 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Kasus kejahatan karena kebencian terhadap orang Asia di Amerika Serikat meningkat hingga 339 persen pada 2021. Demikian menurut laporan terbaru dari Pusat Studi Kebencian dan Ekstremisme yang dirilis dua hari lalu.

Kasus terbanyak dari sentimen anti-Asia itu terjadi di Los Angeles dan Kota New York. Los Angeles bahkan mencatat kasus paling banyak dibanding seluruh kota di AS pada abad ini.

New York ada di posisi kedua dengan kenaikan 343 persen dari sebelumnya hanya 30 kasus menjadi 133 kasus. Sementara itu di San Fransisco angkanya naik menjadi 567 persen dari sembilan kasus menjadi 60 kasus. Kejahatan karena kebencian pada 2020 naik 124 persen dari 2019.

“Laporan naiknya angka kebencian anti-Asia pada 2021, sayangnya, bukan sesuatu yang mengejutkan,” kata Presiden Asian Americans Advancing Justice (AAJC) John C Yang dalam pernyataan, seperti dilansir laman Russia Today, Rabu (2/2).

“Lagi-lagi, masyarakat kita masih diserang dan kita harus terus mengupayakan untuk mengatasi kebencian anti-Asia ini.”

Lembaga nirlaba Stop AAPI Hate mengatakan tahun lalu ada lebih dari 9.000 insiden kebencian anti-Asia yang tercatat di AS sejak awal mula pandemi Covid-19.

Sejumlah 48 persen kasus dilaporkan terkait “sedikitnya satu pernyataan kebencian anti-China dan/atau retorika anti-imigran.”

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>