Perbedaan Tahun Baru Hijriyah dan Tahun Baru Masehi. Berikut Penjelasannya!


Ilustrasi. Perbedaan Tahun Baru Hijriyah dan Tahun Baru Masehi. (Freepik)

AKTUALITAS ID – Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Masehi adalah dua perayaan yang berbeda dalam kalender yang berbeda. 

Tahun Baru Islam, atau 1 Muharram, adalah hari pertama dalam kalender Hijriyah, yang berdasarkan pergerakan bulan. Sedangkan Tahun Baru Masehi, atau 1 Januari, adalah hari pertama dalam kalender Gregorian, yang berdasarkan pergerakan matahari.

Kalender Hijriyah dimulai pada tahun 622 Masehi, ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah. Kalender ini memiliki 12 bulan, yang masing-masing terdiri dari 29 atau 30 hari, sehingga totalnya 354 atau 355 hari dalam setahun. Karena itu, setiap tahunnya, tanggal-tanggal dalam kalender Hijriyah akan bergeser sekitar 11 hari lebih awal dibandingkan dengan kalender Gregorian.

Kalender Gregorian dimulai pada tahun 1582 Masehi, ketika Paus Gregorius XIII mengubah kalender Julian yang sebelumnya digunakan oleh umat Kristen. Kalender ini memiliki 12 bulan, yang masing-masing terdiri dari 28, 29, 30, atau 31 hari, sehingga totalnya 365 atau 366 hari dalam setahun. Kalender ini disesuaikan dengan siklus musim dan matahari, sehingga tanggal-tanggalnya tetap sama setiap tahunnya.

Tahun Baru Islam dan Tahun Baru Masehi memiliki makna dan tradisi yang berbeda pula. Tahun Baru Islam adalah hari yang penuh dengan refleksi diri, introspeksi, dan evaluasi atas apa yang telah dilakukan selama setahun sebelumnya. Umat Islam juga diharapkan untuk meningkatkan ketaqwaan dan ketaatan kepada Allah SWT, serta memperbanyak amal ibadah dan sedekah. Tidak ada perayaan khusus atau hura-hura dalam menyambut Tahun Baru Islam.

Tahun Baru Masehi adalah hari yang penuh dengan harapan, optimisme, dan resolusi untuk menghadapi tahun yang baru. Umat Kristen dan banyak orang lain juga merayakannya dengan pesta, kembang api, dan ucapan selamat. Tahun Baru Masehi juga menjadi momen untuk menetapkan tujuan dan rencana untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di masa depan.

Meskipun Tahun Baru Masehi dan Kalender Hijriah berasal dari latar belakang agama yang berbeda, umat Muslim di seluruh dunia umumnya menghormati perbedaan ini dengan tetap mematuhi kewajiban agama dan merayakan momen-momen penting dalam Kalender Hijriah.

Seiring berjalannya waktu, Tahun Baru Masehi menjadi perayaan global yang tidak hanya memiliki nilai religius, tetapi juga dipandang sebagai awal yang baru, penuh harapan, dan kesempatan untuk merefleksikan perjalanan hidup.

Meski demikian, penting untuk diingat bahwa pemahaman sejarah ini dapat bervariasi antarindividu dan kelompok berdasarkan pandangan agama dan budaya masing-masing.

Dalam konteks Islam, penggunaan Kalender Hijriah mencerminkan keterkaitan yang erat dengan peristiwa sejarah signifikan, khususnya Hijrah Nabi Muhammad SAW.

Pemilihan awal tahun berdasarkan peristiwa ini memberikan umat Muslim titik referensi historis dan spiritual yang kuat, mengingatkan mereka akan komitmen Nabi Muhammad terhadap dakwah Islam.

Seiring dengan pertumbuhan dan perubahan dalam masyarakat global, penting bagi umat Muslim untuk menjaga identitas agama mereka, sambil tetap menghargai perbedaan dengan komunitas lain.

Toleransi dan penghargaan terhadap perayaan-perayaan lain, termasuk Tahun Baru Masehi, mencerminkan semangat kerukunan antarumat beragama.

Dalam perspektif Islam, tahun baru bukan hanya sekadar pergantian angka, tetapi juga kesempatan untuk introspeksi diri, perbaikan, dan peningkatan spiritual.

Momen ini bisa dijadikan sebagai awal untuk merenungkan pencapaian, kegagalan, dan melangkah maju dengan tekad baru dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.

Dengan demikian, walaupun Tahun Baru Masehi bukan merupakan perayaan agama dalam Islam, umat Muslim dapat menyambutnya dengan sikap saling penghormatan dan toleransi.

Pemahaman dan apresiasi terhadap perbedaan kalender ini dapat memperkaya dialog antarumat beragama, memupuk hubungan harmonis, dan memperkuat semangat keberagaman dalam masyarakat yang semakin global. (YAN KUSUMA/RAFI)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>