Peringatan 15.000 Ilmuwan: Bumi Bergerak Menuju Kiamat Akibat Perubahan Iklim


Ilustrasi. Kiamat. (IST)

AKTUALITAS.ID – Sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal BioScience telah mengguncang dunia ilmiah dengan memperingatkan tentang konsekuensi serius perubahan iklim bagi kehidupan di Bumi. 

Lebih dari 15.000 ilmuwan dari 161 negara telah menandatangani makalah ini, menyoroti bahwa dampak buruk akibat perubahan iklim semakin nyata dan dapat mengakibatkan bencana global yang sangat besar pada akhir abad ini.

Makalah tersebut menyoroti fakta bahwa iklim di Bumi berubah dengan cepat karena meningkatnya suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer. Para penulis juga menekankan bahwa waktu untuk bertindak sudah hampir habis.

Christopher Wolf, seorang peneliti pascadoktoral dari Oregon State University (OSU) dan salah satu penulis utama makalah ini, mengungkapkan bahwa kita sedang menghadapi potensi runtuhnya sistem alam dan sosial-ekonomi akibat panas yang tak tertahankan dan kekurangan sumber daya alam, makanan, dan air bersih.

Para ilmuwan dalam makalah tersebut mencatat bahwa tahun 2023 mengalami banyak rekor iklim yang terpecahkan dengan margin yang sangat besar. Contohnya adalah musim kebakaran hutan yang sangat aktif di Kanada, yang menunjukkan perubahan dramatis dalam pola kebakaran baru yang mengkhawatirkan.

Profesor William Ripple dari OSU, yang juga merupakan penulis studi tersebut, menambahkan bahwa pola perubahan iklim yang mengkhawatirkan ini mencerminkan sedikitnya kemajuan dalam upaya manusia untuk mengatasi masalah ini. Terlebih lagi, penelitian tersebut menyoroti bahwa subsidi besar-besaran terhadap industri bahan bakar fosil oleh pemerintah juga menjadi akar penyebab perubahan iklim yang semakin parah.

Para penulis makalah ini menyerukan perubahan paradigma darurat iklim dari sekadar isu lingkungan hidup menjadi ancaman sistemik dan eksistensial. Mereka menekankan pentingnya beralih dari bahan bakar fosil dan membatasi konsumsi berlebihan, terutama di kalangan orang kaya, sebagai langkah krusial untuk mencegah bencana lebih lanjut.

Dengan hanya tersisa 77 tahun hingga akhir abad ke-21 pada 2100 mendatang, peringatan serius ini menjadi panggilan bagi seluruh dunia untuk bertindak secara kolektif dan segera mengambil langkah-langkah nyata dalam mengatasi krisis perubahan iklim yang semakin memprihatinkan. (YAN KUSUMA/RAFI)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>