Berita
Kemenko PMK Intensifkan Penimbangan Balita Serentak di Posyandu untuk Percepat Penurunan Stunting

AKTUALITAS.ID – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengintensifkan upaya penimbangan dan pengukuran balita secara serentak di posyandu seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat penurunan angka stunting di tanah air.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Budiono Subambang, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rapat tingkat menteri bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
“Pak Menko PMK meminta kepada seluruh kementerian/lembaga, khususnya yang memimpin yaitu Kementerian Kesehatan, untuk bisa melakukan upaya penimbangan dan pengukuran balita serentak yang akan dimulai di seluruh Indonesia pada bulan Juni 2024,” ungkap Budiono di Jakarta, Senin.
Penimbangan dan pengukuran serentak ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan posyandu di setiap daerah, sehingga semakin banyak warga yang memiliki balita terjangkau oleh layanan kesehatan ini.
“Ini juga menjadi upaya untuk meningkatkan cakupan dari pelayanan posyandu di setiap daerah. Jadi, semakin orang datang melakukan pengukuran, berarti itu akan semakin bagus,” tambahnya.
Selain itu, penimbangan serentak juga bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan gizi masyarakat secara lebih dini. Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah gizi pada balita.
“Dengan penimbangan dan pengukuran balita itu, kita akan mengidentifikasi masalah gizi secara dini. Jadi, kita akan antisipasi, ditimbang ukurannya baik gizi atau ini masalahnya apa. Apakah kurang makan, kurang asupan, kurang perhatian, dan lain sebagainya,” jelas Budiono.
Intervensi serentak ini juga akan melibatkan pemerintah daerah, kader posyandu, dan tim percepatan penurunan stunting untuk menentukan jenis intervensi yang diperlukan.
“Jadi tidak hanya mengukur, tetapi kita juga memberikan penjelasan sekaligus memperbaiki intervensi, apakah intervensi asupan, intervensi sanitasi lingkungan supaya diperbaiki, atau rumahnya kalau kurang harus diperbaiki,” paparnya.
Kegiatan penimbangan dan pengukuran serentak ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas data, yang sangat penting untuk menentukan intervensi yang lebih tepat bagi keluarga yang berisiko stunting.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,5 persen, hanya turun 0,1 persen dari tahun sebelumnya. Pemerintah menargetkan penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Untuk mencapai target ini, pemerintah juga tengah merevisi Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, serta meminta komitmen dari kepala daerah untuk menyukseskan program penimbangan dan pengukuran balita serentak ini.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan percepatan penurunan stunting di Indonesia dapat terwujud, membawa generasi penerus yang lebih sehat dan cerdas. (YAN KUSUMA/RAFI)
-
EKBIS16/04/2025 10:30 WIB
Was-Was Data China, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.825 per Dolar AS
-
EKBIS16/04/2025 12:30 WIB
Harga Minyak Dunia Tumbang, Brent dan WTI Anjlok
-
FOTO16/04/2025 21:17 WIB
FOTO: Melihat Suasana Terkini Dapur MBG Kalibata yang Berhenti Masak
-
NASIONAL16/04/2025 13:49 WIB
Kabar Duka: Hotma Sitompul Berpulang Setelah Dirawat di RSCM
-
OLAHRAGA16/04/2025 17:30 WIB
Jadwal dan Link Live Streaming Real Madrid vs Arsenal: Leg Kedua Penentu Semifinal Liga Champions
-
EKBIS16/04/2025 18:31 WIB
Setiba dari Yordania, Mentan Sidak Bulog dan PIHC
-
FOTO16/04/2025 17:02 WIB
FOTO: Komisi I DPR RI Tinjau Laboratorium BBPPT Komdigi
-
NASIONAL16/04/2025 18:00 WIB
Kasus CPO, Kejagung: Jika Tak Beri Uang Suap Vonis Akan Diperberat