Connect with us

Dunia

Liga Arab Tarik Pernyataan Terkait Status Hizbullah sebagai Organisasi Teroris

Published

on

AKTUALITAS.ID – Liga Arab telah menarik kembali pernyataan yang dibuat akhir pekan lalu yang mengungkapkan bahwa badan beranggotakan 22 negara tersebut telah melunakkan pendiriannya terhadap Hizbullah Lebanon dengan menghapusnya dari daftar teroris.

Asisten sekretaris jenderal Liga Arab, Hossam Zaki, mencabut pernyataan yang dibuat pada hari Sabtu (29/6/2024). Saat itu ia mengatakan badan pan-Arab tersebut tidak lagi menganggap Hizbullah sebagai organisasi teroris. Namun, Zaki kemudian menegaskan bahwa komentarnya sebelumnya telah ditafsirkan di luar konteks dan tidak bermaksud mengatakan “bahwa berbagai keberatan terhadap perilaku, kebijakan, tindakan, dan posisi Hizbullah, baik di dalam negeri maupun di kawasan, telah hilang,” menurut laporan Al Arabiya. Zaki menegaskan kembali posisi Liga Arab dalam menjaga keamanan nasional Arab dan memerangi terorisme.

Komentar sebelumnya muncul setelah kunjungan pentingnya ke Beirut di mana ia bertemu dengan beberapa pejabat, termasuk pemimpin blok parlemen Hizbullah Mohammed Raad serta Perdana Menteri sementara Najib Mikati. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan pertama sejak Hizbullah dinyatakan oleh Liga Arab sebagai organisasi teroris pada tahun 2016.

Media Lebanon baru-baru ini melaporkan bahwa pencabutan status teroris bagi Hizbullah merupakan langkah alami dari perjanjian Beijing, yang menyaksikan pemulihan hubungan diplomatik antara Teheran dan negara-negara Teluk serta pembukaan kembali kedutaan besar Iran di Arab Saudi dan Bahrain.

Pernyataan terbaru ini muncul di tengah ketegangan regional saat Hizbullah dan Israel terlibat dalam serangan lintas perbatasan hampir setiap hari dengan kekhawatiran akan pecahnya perang skala penuh.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Senin (1/7/2024) bahwa Israel telah kehilangan kedaulatan di wilayah utara akibat serangan terus-menerus yang dilancarkan Hizbullah sejak Oktober. “Orang-orang tidak merasa aman untuk pulang ke rumah mereka,” kata Blinken di lembaga pemikir Brookings Institute di Washington. “Jika tidak ada tindakan untuk mengatasi ketidakamanan ini, orang-orang tidak akan merasa yakin untuk pulang.”

Ia juga menyebutkan bahwa hampir 60.000 warga Israel dari pemukiman perbatasan utara tidak dapat kembali ke rumah dan wilayah tersebut sebagian besar masih kosong. Kekhawatiran internasional tetap tinggi bahwa kekerasan lintas perbatasan selama hampir sembilan bulan dapat meningkat menjadi perang skala penuh.

Lufthansa Group pada hari Senin menghentikan penerbangan malam ke dan dari Beirut hingga 31 Juli “karena situasi di Timur Tengah”, menurut seorang juru bicara perusahaan.

Penarikan kembali pernyataan oleh Liga Arab tentang status Hizbullah sebagai organisasi teroris menunjukkan kompleksitas dan sensitivitas situasi politik di kawasan tersebut. 

Ketegangan yang meningkat antara Hizbullah dan Israel serta dampaknya terhadap warga sipil dan stabilitas regional menambah tantangan bagi upaya diplomasi dan perdamaian di Timur Tengah. (YAN KUSUMA/RAFI)

Trending

Exit mobile version