Connect with us

Dunia

Bashar Al-Assad Ungkap Alasan Melarikan Diri ke Rusia Setelah Digulingkan

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Bashar Al-Assad, mantan presiden Suriah yang digulingkan, akhirnya memberikan pernyataan resmi pertamanya setelah jatuh dari kekuasaan pekan lalu. Dalam unggahan di media sosialnya, Assad mengungkapkan alasan di balik pelariannya ke Moskow, Rusia, setelah kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham berhasil merebut Damaskus.

“Dalam situasi ketika terorisme menyebar ke seluruh Suriah dan mulai mengancam Damaskus pada Sabtu malam tanggal 7 Desember 2024, muncul pertanyaan kritis tentang nasib saya sebagai presiden,” tulis Assad. Ia menambahkan bahwa saat itu terdapat banyak informasi dan narasi yang menyimpang dari kebenaran, yang berupaya mengeksploitasi situasi tersebut untuk mengubah pandangan publik tentang konflik sebagai revolusi pembebasan.

Assad menjelaskan bahwa pemadaman komunikasi total akibat alasan keamanan menjadikan pernyataannya ini terlambat. Ia menegaskan bahwa evakuasinya ke Rusia tidak direncanakan; ia pun tetap berada di Suriah hingga saat terakhir. “Ketika pasukan teroris memasuki Damaskus, saya pergi ke Latakia untuk berkoordinasi dengan sekutu Rusia kami dalam operasi militer,” lanjutnya.

Menurut Assad, saat tiba di pangkalan udara Hmeimim, ia menyadari bahwa pasukannya telah mundur dan pos-pos militer terakhir telah runtuh. “Pangkalan udara tersebut kemudian mengalami serangan udara besar-besaran, dan Moskow segera mengatur evakuasi,” katanya.

Meskipun situasi semakin kritis, Assad menegaskan bahwa ia tidak pernah mempertimbangkan untuk mundur atau mencari perlindungan. “Satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan adalah terus melawan serangan teroris,” tegasnya, mengekspresikan solidaritas dengan tentara dan rakyatnya di garis depan.

Assad juga menyuarakan komitmennya untuk tidak meninggalkan dukungan terhadap kelompok perlawanan di Palestina dan Lebanon, serta sekutu Suriah selama 14 tahun perang yang telah berlangsung. Ia optimistis bahwa Suriah suatu saat akan kembali “bebas dan merdeka.”

Kejatuhan Damaskus pada 8 Desember terjadi setelah serangan cepat oleh Hayat Tahrir al-Sham dan kelompok-kelompok ekstremis lainnya, termasuk mantan komandan ISIS, yang berhasil merebut kekuasaan di ibu kota. Kejadian ini menandai sebuah babak baru dalam konflik yang berkepanjangan. (Enal Kaisar)

Trending

Exit mobile version