Connect with us

DUNIA

Buntu Lagi! Israel Tolak Mentah-Mentah Usulan Damai Jangka Panjang dari Hamas

Aktualitas.id -

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu . (AFP)

AKTUALITAS.ID – Upaya untuk mengakhiri konflik berdarah di Gaza kembali menemui jalan buntu. Israel dilaporkan kembali menolak usulan gencatan senjata jangka panjang selama lima tahun yang diajukan oleh Hamas, yang mencakup pembebasan seluruh tahanan Israel. Penolakan ini diungkapkan oleh surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, pada Minggu (27/4/2025), mengutip sumber politik senior Israel.

Sumber tersebut menyatakan bahwa Israel menolak proposal yang dianggap dapat memberikan “ruang bagi Hamas untuk mempersenjatai diri dan merencanakan serangan baru.” Penolakan ini terjadi di tengah laporan dari surat kabar Maariv Kabinet Keamanan Israel akan menggelar pertemuan penting pada malam ini, yang merupakan pertemuan ketiga dalam pekan ini, untuk membahas kemungkinan perluasan serangan terhadap Gaza.

Sebelumnya, Hamas pada dua hari lalu telah mengumumkan kesiapannya untuk melakukan pertukaran tahanan secara menyeluruh dan menyepakati gencatan senjata selama lima tahun dengan tujuan mengakhiri apa yang mereka sebut sebagai “genosida” di Gaza. Beberapa usulan serupa terkait pembebasan tahanan Israel dan penghentian agresi telah diajukan oleh Hamas, namun semuanya ditolak oleh pihak Israel.

Penasihat media untuk kepala biro politik Hamas Khalil Al-Hayya, Tahir Al-Nunu, seperti dilansir oleh Quds News Network pada Senin (28/4/2025), menegaskan pihaknya terbuka untuk gencatan senjata jangka panjang namun dengan tegas menolak tuntutan untuk melucuti senjata.

Sumber yang dekat dengan proses negosiasi yang sedang berlangsung mengungkapkan kepada Reuters Hamas berharap dapat memperoleh dukungan dari para mediator internasional untuk proposal gencatan senjata yang mereka ajukan. Mereka menyatakan Hamas bersedia menyetujui gencatan senjata yang berlangsung antara lima hingga tujuh tahun sebagai imbalan atas penghentian agresi, izin untuk rekonstruksi Gaza yang hancur, dan pertukaran tahanan.

Di sisi lain, Israel bersikeras untuk mendapatkan kembali seluruh tahanan mereka dan menuntut pelucutan senjata bagi faksi-faksi perlawanan Palestina tanpa adanya pengakhiran agresi militer di Gaza.

Situasi yang penuh ketegangan ini semakin diperburuk dengan adanya seruan dari keluarga para tahanan Israel untuk menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di Tel Aviv pada Rabu mendatang. Bahkan, saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu muncul di pengadilan baru-baru ini terkait tuduhan korupsi, ia diteriaki oleh keluarga tahanan yang menuduhnya menelantarkan orang-orang yang mereka cintai di Gaza.

Israel memperkirakan bahwa 59 warganya masih ditawan di Gaza. Sementara itu, pusat penahanan Israel menahan setidaknya 10.000 warga Palestina, di mana banyak di antaranya dilaporkan menghadapi penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis yang telah menyebabkan puluhan kematian.

Data dari Kementerian Kesehatan di Gaza menunjukkan agresi militer Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 telah merenggut nyawa sedikitnya 52.314 warga Palestina dan menyebabkan 117.792 lainnya mengalami luka-luka. Penolakan terbaru Israel terhadap usulan gencatan senjata jangka panjang ini semakin memperburuk harapan akan adanya solusi damai dalam waktu dekat. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version