Connect with us

DUNIA

Diterpa Kritik Soal Biaya Hidup, Ribuan Demonstran Desak PM Anwar Ibrahim Mundur

Aktualitas.id -

Massa pengunjuk rasa berunjuk rasa di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, Sabtu, 26 Juli 2025, siang. Mereka menuntut PM Malaysia Anwar Ibrahim mundur dari jabatan, imbas ekonomi di negar itu bergejolak (foto: malaysiakini)

AKTUALITAS.ID – Ribuan demonstran memenuhi jalanan ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, pada Sabtu (26/7/2025), dalam unjuk rasa besar menentang lonjakan biaya hidup dan kekecewaan terhadap kepemimpinan Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Aksi ini menjadi protes massal terbesar sejak Anwar naik ke tampuk kekuasaan pada pemilu 2022.

Para pengunjuk rasa mayoritas berasal dari kelompok oposisi berkumpul di beberapa titik strategis kota sebelum akhirnya memusatkan aksi di Lapangan Merdeka, simbol historis kemerdekaan Malaysia. Teriakan “Turun Anwar!” menggema di tengah kawalan ketat aparat kepolisian.

“Dia banyak ke luar negeri cari investasi, tapi kami belum lihat hasilnya. Harga barang tetap mahal,” kata Fauzi, seorang insinyur yang turut berdemonstrasi, kepada AFP.

Kemarahan publik dipicu oleh kenaikan harga kebutuhan pokok dan janji-janji reformasi yang dinilai belum terealisasi. Anwar sebelumnya mencitrakan diri sebagai pemimpin reformis, dengan komitmen untuk memberantas korupsi, nepotisme, dan kronisme yang telah lama mencengkram politik Malaysia.

Menjelang aksi protes, Anwar mengumumkan sejumlah kebijakan populis untuk meredakan ketegangan. Di antaranya pemberian bantuan uang tunai 100 Ringgit (sekitar Rp387 ribu) kepada seluruh warga berusia 18 tahun ke atas yang akan disalurkan pada 31 Agustus. Ia juga menurunkan harga bahan bakar bersubsidi dari 2,05 menjadi 1,99 Ringgit per liter.

Namun, langkah itu dianggap sejumlah pihak sebagai respons politis untuk membungkam kemarahan publik. “Rakyat sudah muak dengan janji dan manuver populis menjelang tekanan politik,” ujar seorang analis yang tidak ingin disebutkan namanya.

Meski gelombang protes kian terasa, survei Merdeka Centre menunjukkan bahwa 55 persen pemilih masih memberikan tingkat kepuasan positif kepada Anwar, terutama atas keberhasilannya menstabilkan politik dalam negeri dan memperkuat posisi Malaysia di tingkat regional, khususnya sebagai pemimpin ASEAN tahun ini.

Kendati begitu, aksi protes ini menunjukkan jalan reformasi Anwar Ibrahim belum sepenuhnya mulus. Ketidakpuasan publik bisa menjadi tantangan berat bagi masa depan politiknya, terutama jika kondisi ekonomi tak kunjung membaik. (Mun)

TRENDING

Exit mobile version