Connect with us

DUNIA

Ratusan Warga Israel Blokade Jalan Tol, Desak Pemerintah Akhiri Perang di Gaza

Aktualitas.id -

Ilustrasi: Warga Palestina membawa kotak-kotak makanan yang dikumpulkan dari pusat distribusi yang didirikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung AS dan Israel di Koridor Netzarim, Jalur Gaza tengah, pada Kamis, 29 Mei 2025. (Fotografer: Ahmad Salem / Bloomberg via Getty Images)

AKTUALITAS.ID — Ratusan warga Israel turun ke jalan dan menggelar demonstrasi besar-besaran di dekat kantor pusat Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada Selasa malam. Mereka menuntut diakhirinya perang di Gaza serta pembebasan para sandera yang masih ditawan oleh Hamas.

Aksi protes memanas saat para demonstran membakar ban mobil dan memblokir Jalan Raya Ayalon — jalur utama yang melintasi kawasan strategis kementerian. Saluran televisi Channel 12 Israel melaporkan, unjuk rasa ini turut melibatkan keluarga para sandera yang menyerukan agar pemerintah segera menyepakati gencatan senjata.

Protes ini terjadi di tengah kebuntuan proses negosiasi antara Israel dan Hamas terkait gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Pekan lalu, Israel menarik diri dari perundingan tidak langsung di Doha karena perbedaan sikap atas sejumlah isu utama, termasuk penarikan penuh pasukan dari Gaza, penghentian total perang, dan pembebasan tahanan Palestina.

Sementara itu, Hamas menyatakan kesiapannya untuk membebaskan semua sandera Israel secara bersamaan, dengan syarat Israel menyetujui gencatan senjata permanen dan menarik penuh pasukannya dari Gaza.

Keluarga sandera dan kelompok oposisi menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghalangi tercapainya kesepakatan penuh demi mempertahankan dukungan dari kelompok sayap kanan ekstrem. Mereka menilai kebijakan Netanyahu lebih didorong oleh kepentingan politik dibanding keselamatan para sandera.

Menurut data pemerintah Israel, sekitar 50 warga Israel masih ditawan di Gaza, dengan 20 di antaranya diyakini masih hidup. Di sisi lain, Israel menahan lebih dari 10.800 warga Palestina — banyak di antaranya dilaporkan mengalami penyiksaan, kelaparan, hingga pengabaian medis, menurut organisasi hak asasi manusia di Palestina dan Israel. (DIN)

TRENDING

Exit mobile version