DUNIA
Presiden Lebanon: Balas Setiap Serangan Israel
 
																								
												
												
											AKTUALITAS.ID – Sejak Oktober 2023, serangan Israel ke Lebanon telah menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai hampir 17.000 lainnya. Serangan yang awalnya berskala terbatas itu berubah menjadi ofensif penuh pada September 2024.
Gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel dicapai pada November 2024. Berdasarkan kesepakatan, pasukan Israel seharusnya menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan pada Januari tahun ini.
Presiden Lebanon Joseph Aoun, Kamis (30/10) memerintahkan pihak militer untuk membalas setiap serangan atau upaya pasukan Israel memasuki wilayah selatan yang telah dibebaskan.
Langkah tersebut menjadi perintah pertama sejak gencatan senjata diberlakukan pada akhir 2024, menurut laporan media lokal.
Perintah itu dikeluarkan setelah pasukan Israel menyerbu gedung balai kota di Blida, Lebanon selatan, Rabu malam, yang menewaskan seorang pejabat pemerintah setempat.
Kantor berita nasional Lebanon (NNA) melaporkan bahwa Presiden Aoun mengecam keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai “bagian dari pola agresi Israel yang terus berlanjut.”
Dalam pertemuan dengan Panglima Angkatan Darat Jenderal Rudolph Haykal di Istana Baabda, Beirut, Aoun menegaskan bahwa serangan itu terjadi hanya sehari setelah pertemuan komite pengawas gencatan senjata.
Ia menekankan bahwa komite tersebut “tidak boleh hanya mencatat insiden, tetapi harus bertindak untuk menghentikannya dengan menekan Israel agar menghormati perjanjian gencatan senjata November dan menghentikan pelanggaran terhadap kedaulatan Lebanon.”
Militer Israel mengeklaim bahwa gedung balai kota Blida baru-baru ini digunakan untuk aktivitas Hizbullah dengan kedok fasilitas sipil.
Di pihak lain, Hizbullah mengecam keras serangan itu dan memuji keputusan Presiden Aoun, seraya berjanji mendukung penuh pihak militer untuk memperkuat kemampuan pertahanannya.
Hizbullah juga mendesak pemerintah untuk “mengambil langkah berbeda dari yang dilakukan selama 11 bulan terakhir dan menunaikan tanggung jawabnya dengan menyusun rencana politik dan diplomatik guna menghentikan serangan serta melindungi warga dan kepentingan Lebanon.”
Pada Agustus lalu, pemerintah Lebanon telah menyetujui rencana untuk menempatkan seluruh senjata di bawah kendali negara.
Namun, Hizbullah menolak kebijakan tersebut dan menegaskan akan tetap mempertahankan persenjataannya hingga Israel menarik diri sepenuhnya dari lima pos perbatasan yang masih didudukinya di selatan Lebanon.
(Ari Wibowo/goeh)
- 
																	   OLAHRAGA30/10/2025 23:00 WIB OLAHRAGA30/10/2025 23:00 WIBListyo Sigit Targetkan Balap Sepeda Indonesia Tembus Olimpiade 2028 
- 
																	   EKBIS31/10/2025 10:30 WIB EKBIS31/10/2025 10:30 WIBHarga Komoditas Hari ini Cabai Rawit Rp40.600/Kg dan Telur Ayam Rp31.500/kg 
- 
																	   DUNIA30/10/2025 22:00 WIB DUNIA30/10/2025 22:00 WIBChina Siap Luncurkan Shenzhou-21, Tiga Astronot Terbang ke Antariksa 
- 
																	   POLITIK31/10/2025 11:30 WIB POLITIK31/10/2025 11:30 WIBAnggota DPR: Penurunan BPIH Harus Diikuti Dengan Mutu Pelayanan Haji 
- 
																	   NASIONAL30/10/2025 14:30 WIB NASIONAL30/10/2025 14:30 WIB2,1 Ton Narkoba Dimusnahkan Bareskrim Polri 
- 
																	   EKBIS30/10/2025 23:31 WIB EKBIS30/10/2025 23:31 WIBBelanja Negara di Dua Papua Capai Rp15,6 Triliun, DJPb Gencarkan Pendampingan Daerah 
- 
																	   FOTO30/10/2025 15:14 WIB FOTO30/10/2025 15:14 WIBFOTO: Presiden Prabowo Musnahkan Barang Bukti Narkotika Senilai Rp29,37 Triliun 
- 
																	   OLAHRAGA31/10/2025 11:00 WIB OLAHRAGA31/10/2025 11:00 WIBJanice/Aldila Melaju ke Perempat Final WTA 250 

 
																	
																															 
											 
											 
											 
											