Connect with us

EkBis

Utang Pemerintah RI Capai Rp 8.473,9 Triliun Hingga September 2024

Published

pada

Ilustrasi. Utang negara (ist)

AKTUALITAS.ID – Utang pemerintah Indonesia tercatat mencapai Rp 8.473,9 triliun hingga akhir September 2024, dengan komposisi terbesar berasal dari Surat Berharga Negara (SBN). Rasio utang ini mencapai 38,55% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menunjukkan posisi yang masih terkendali dalam batas aman pengelolaan fiskal.

Dalam dokumen APBN Kita edisi November 2024, Kementerian Keuangan menyatakan bahwa pemerintah terus berupaya mengelola utang dengan hati-hati dan penuh perhitungan. Langkah ini bertujuan untuk mencapai portofolio utang yang optimal sekaligus mendukung perkembangan pasar keuangan domestik.

Dominasi SBN di Tengah Komposisi Utang

Dari total utang tersebut, sebagian besar (88,31%) merupakan SBN dengan nilai Rp 7.483,09 triliun, sementara sisanya adalah pinjaman sebesar Rp 990,81 triliun (11,69%). SBN terdiri dari instrumen domestik sebesar Rp 6.103,90 triliun (72,03%) dan SBN valuta asing senilai Rp 1.379,19 triliun (16,28%).

Lebih rinci, SBN domestik terdiri atas surat utang negara sebesar Rp 4.871,6 triliun dan surat berharga syariah negara (SBSN) senilai Rp 1.232,30 triliun. Di sisi lain, SBN valuta asing juga terbagi menjadi surat utang negara sebesar Rp 1.045,64 triliun dan SBSN valuta asing sebesar Rp 333,55 triliun.

Pinjaman Luar Negeri Terus Dipantau, SBN Jadi Andalan Investor Domestik

Pinjaman pemerintah sebesar Rp 990,81 triliun mencakup pinjaman dalam negeri senilai Rp 39,93 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp 950,88 triliun. Pinjaman luar negeri ini terdiri atas skema bilateral Rp 257,76 triliun, multilateral Rp 569,05 triliun, serta bank komersial senilai Rp 124,07 triliun.

Kementerian Keuangan juga mencatat bahwa porsi kepemilikan SBN domestik didominasi oleh investor lokal, yang memegang 85,3% SBN domestik. Dari jumlah ini, lembaga keuangan domestik, seperti perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, dan reksadana, memegang 41,4%, diikuti oleh Bank Indonesia dengan kepemilikan 25%. Porsi kepemilikan asing sendiri hanya sekitar 14,7%, yang mencakup pemerintah dan bank sentral asing.

Investasi Individu Meningkat Seiring Upaya Literasi Keuangan

Menariknya, kepemilikan individu dalam SBN domestik mengalami kenaikan signifikan sejak 2019. Berdasarkan data, investor individu kini menguasai 8,7% dari total SBN domestik per akhir September 2024. Ini merupakan bukti nyata dari upaya pemerintah untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan, mengubah masyarakat dari savings society menjadi investment society.

Dengan fokus pada pengelolaan utang yang optimal dan terukur, pemerintah Indonesia berupaya menjaga stabilitas ekonomi sambil membuka lebih banyak peluang bagi investor domestik. SBN diharapkan tetap menjadi instrumen andalan bagi lembaga keuangan serta menjadi salah satu solusi investasi yang aman dan menarik bagi masyarakat luas. (NAUFAL/RAFI).

Trending

Exit mobile version