Connect with us

EKBIS

YLKI Dorong PAM Jaya Tingkatkan Layanan Pasca Penyesuaian Tarif Air Bersih

Aktualitas.id -

Ilustrasi. Air bersih (ist)

AKTUALITAS.ID – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyambut kebijakan penyesuaian tarif air bersih oleh Perusahaan Umum Daerah PAM Jaya yang mulai berlaku Januari 2025, sebagai langkah yang dapat dimaklumi setelah lebih dari satu dekade tanpa penyesuaian tarif.

Plt Ketua Pengurus Harian YLKI, Indah Suksmaningsih, menyatakan bahwa langkah ini harus dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan yang signifikan bagi pelanggan, yang mayoritas merupakan warga Jakarta. Menurutnya, masyarakat berhak mendapatkan layanan air bersih yang lebih baik, termasuk kualitas air layak konsumsi langsung sesuai standar kesehatan ideal.

Fokus pada Cakupan dan Kualitas

Indah menyoroti pentingnya percepatan penyambungan jaringan pipa baru dan jaminan ketersediaan air minum perpipaan hingga cakupan 100 persen pada tahun 2030, seperti yang direncanakan PAM Jaya.

“Kami mendukung langkah PAM Jaya, tetapi realisasinya harus transparan dan diawasi dengan ketat. Terutama untuk wilayah barat dan utara Jakarta yang selama ini kesulitan mengakses layanan air perpipaan,” jelasnya.

Selain itu, YLKI menekankan perlunya pemeliharaan jaringan pipa untuk mencegah kebocoran yang selama ini menjadi masalah utama.

Komitmen PAM Jaya

Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin, memastikan penyesuaian tarif dilakukan dengan prinsip berkeadilan, sesuai Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 730 Tahun 2024. Ia menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penyediaan air minum yang merata dan berkualitas pada tahun 2030.

“PAM Jaya berkomitmen memberikan layanan yang lebih baik untuk mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan air minum seluruh warga Jakarta,” kata Arief.

Dengan langkah strategis ini, diharapkan pelayanan air bersih di Jakarta tidak hanya meningkat secara kuantitas, tetapi juga kualitas, demi kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan kota. (KAISAR/RIHADIN)

TRENDING

Exit mobile version