Connect with us

EKBIS

Inflasi Jakarta Tertinggi di Pulau Jawa pada April 2025, Namun Masih Terkendali

Aktualitas.id -

Ilustrasi logo Badan Pusat Statistik (BPS)

AKTUALITAS.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat tingkat inflasi tahunan di Ibu Kota pada April 2025 mencapai 2,21 persen, menjadikannya yang tertinggi di Pulau Jawa. Meski demikian, angka ini masih dalam batas aman karena masih di bawah target inflasi nasional sebesar 2,5 persen ±1 persen.

“Inflasi year-on-year (yoy) Jakarta sebesar 2,21 persen, tertinggi di antara provinsi di Pulau Jawa. Yang terendah tercatat di Jawa Timur, hanya 1,35 persen,” ujar Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, di Jakarta, Jumat (2/5/2025).

Dari sisi kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,72 persen. Komoditas paling dominan yang memicu inflasi tahunan antara lain tarif air minum PAM (0,63 persen), emas perhiasan (0,49 persen), serta bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit.

“Tarif listrik tidak memberikan andil karena sudah kembali ke posisi normal,” jelas Hasanudin.

Menariknya, beberapa komoditas justru memberikan kontribusi deflasi. Daging ayam ras menyumbang deflasi sebesar 0,06 persen, disusul bensin (0,05 persen), tomat (0,04 persen), angkutan udara (0,03 persen), dan tarif pulsa ponsel (0,03 persen).

Secara bulanan, inflasi Jakarta pada April 2025 terhadap Maret 2025 tercatat 1,44 persen—lebih tinggi dari inflasi nasional yang sebesar 1,17 persen. Salah satu faktor pendorong utama inflasi bulanan adalah berakhirnya diskon tarif listrik, yang menyumbang 1,30 persen terhadap inflasi.

Emas perhiasan kembali masuk dalam daftar penyumbang inflasi bulanan (0,12 persen), disusul bawang merah (0,06 persen), bawang putih (0,04 persen), dan tomat (0,03 persen).

Sementara itu, sejumlah komoditas juga berhasil menekan inflasi bulanan, antara lain cabai rawit (0,04 persen), bensin (0,04 persen), daging ayam ras (0,03 persen), serta tarif pulsa ponsel dan angkutan antarkota (masing-masing 0,02 persen).

Dengan angka inflasi yang masih dalam kisaran target, kondisi ini menunjukkan bahwa stabilitas harga di Jakarta masih relatif terkendali, meskipun ada tekanan dari beberapa komoditas pokok dan energi. (PURNOMO/DIN) 

Continue Reading

TRENDING

Exit mobile version