Connect with us

EKBIS

Rupiah Kembali Loyo di Bawah Bayang-bayang The Fed dan Geopolitik Timur Tengah

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali lesu pada perdagangan Kamis pagi (19/6/2025). Pelemahan ini terjadi di tengah kehati-hatian pelaku pasar dalam menyikapi sikap hawkish Bank Sentral AS (The Fed) dan kekhawatiran atas ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.11 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini melemah 55 poin atau 0,34%, bertengger di level Rp 16.367 per dolar AS. Pelemahan ini melanjutkan tren negatif yang terjadi pada Rabu (18/6/2025), di mana rupiah sempat melemah 23 poin (0,14%) ke level Rp 16.312,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,13 poin menjadi 99,03, menunjukkan penguatan mata uang Paman Sam.

Dikutip dari Reuters, penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang di Asia dipicu oleh nada hawkish Ketua The Fed Jerome Powell terkait inflasi. Powell memperingatkan bahwa inflasi barang diperkirakan akan meningkat selama musim panas sebagai dampak dari tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump. “Pada akhirnya, tarif akan dibayar, sebagian oleh konsumen. Kita tahu ini dari data dan pernyataan pelaku usaha,” kata Powell dalam konferensi pers.

Meskipun The Fed menahan suku bunga acuannya sesuai ekspektasi, proyeksi bank sentral tersebut masih mengisyaratkan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini. Namun, tidak semua anggota dewan sepakat mengenai urgensi langkah tersebut. Para traders memperkirakan pemangkasan masing-masing sebesar 25 basis poin pada September dan Desember, meskipun analis ING menilai The Fed kemungkinan belum siap untuk memulai pemangkasan secepat itu.

Selain sentimen suku bunga, kekhawatiran atas potensi meluasnya konflik di Timur Tengah dan kemungkinan keterlibatan langsung AS juga turut menekan mata uang berisiko, termasuk rupiah. Konflik Israel-Iran yang memasuki hari ketujuh semakin intens, dengan militer Israel menyatakan telah menyerang lebih dari 20 target militer di dalam dan sekitar Teheran. Ketidakpastian semakin meningkat setelah Presiden Trump enggan mengonfirmasi apakah AS akan ikut serta dalam serangan ke fasilitas nuklir Iran.

Dampak ketegangan geopolitik ini juga terasa pada mata uang berisiko lainnya. Dolar Australia melemah 0,3% menjadi US$0,649, sementara dolar Selandia Baru turun 0,32% ke US$0,60105. Pasar AS sendiri tutup pada Kamis ini karena perayaan Juneteenth, hari libur nasional di AS. (Yoke Firmansyah/Mun)

TRENDING

Exit mobile version