Connect with us

Jabodetabek

Kualitas Udara Jakarta Sedang pada Rabu Pagi, Warga Diimbau Kurangi Aktivitas Luar

Published

pada

Ilustrasi. Warga berjalan di kawasan Bundaran HI, Jakarta. Udara Jakarta tercatat terburuk ketiga di dunia pada Jumat 26 Juli 2024 pagi. (Antara)

AKTUALITAS.ID – Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta melaporkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota pada Rabu (23/10/2024) pagi pukul 06.00 WIB berada pada kategori sedang. Berdasarkan pengukuran partikel halus (PM2,5) di lima lokasi pemantauan, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) tercatat sebagai berikut: Bundaran HI (60), Kelapa Gading (96), Lubang Buaya (61), Kebun Jeruk (91), dan Jagakarsa (72).

Dengan rentang PM2,5 pada angka 51-100, kategori sedang ini tidak berdampak signifikan pada kesehatan manusia dan hewan. Namun, tumbuhan yang sensitif serta nilai estetika lingkungan bisa terdampak.

Situs pemantauan kualitas udara internasional, IQ Air, pada Jumat pagi pukul 06.40 WIB mencatat Jakarta berada di peringkat ke-20 sebagai kota dengan tingkat pencemaran udara tertinggi di dunia, dengan AQI 94. Sementara itu, kota-kota dengan pencemaran udara tertinggi saat ini adalah Delhi, India (AQI 606), Lahore, Pakistan (AQI 425), dan Kampala, Uganda (AQI 160).

Indeks AQI Jakarta mencapai angka 94 dengan konsentrasi PM2,5 berada di angka 32, atau 6,4 kali lipat dari nilai panduan yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Data ini diperoleh dari pantauan di 20 stasiun pemantau kualitas udara di Jakarta, termasuk Layar Permai (PIK), Jalan Raya Perjuangan (Kebon Jeruk), dan Jimbaran (Ancol).

Menyikapi kondisi ini, masyarakat Jakarta diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, menjaga sirkulasi udara dengan menutup jendela, serta memakai masker saat berada di luar untuk mengurangi dampak negatif dari polusi. Selain itu, penggunaan penyaring udara di dalam ruangan juga dianjurkan untuk menjaga kualitas udara yang dihirup tetap bersih.

Perhatian terhadap polusi udara semakin penting untuk menjaga kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan mereka yang memiliki riwayat penyakit pernapasan. (NAUFAL/RAFI)

Trending

Exit mobile version