Connect with us

Nasional

Kemenkes Siapkan 12 Laboratorium untuk Tangani Penyebaran Mpox

Published

on

Ilustrasi laboratorium untuk deteksi mpox (Freepik)

AKTUALITAS.ID – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengambil langkah proaktif dalam mengatasi penyebaran virus monkeypox (Mpox) di Indonesia dengan menyiapkan 12 laboratorium khusus di berbagai kota besar. Inisiatif ini dilakukan untuk mempercepat proses pemeriksaan dan deteksi individu yang diduga terinfeksi virus tersebut.

Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono, menjelaskan bahwa laboratorium-laboratorium ini tersebar di beberapa wilayah regional di seluruh Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat upaya mitigasi dan respons cepat dalam menangani kasus-kasus Mpox yang muncul.

“Laboratoriumnya tersebar di beberapa kota besar,” kata Yudhi dalam keterangan yang disampaikan melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Minggu (18/8/2024). 

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa laboratorium di wilayah regional I berlokasi di balai laboratorium kesehatan masyarakat Kota Medan, Sumatera Utara, dan di regional II berada di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Wilayah lainnya termasuk regional IV yang meliputi Jakarta dan Pangandaran, Jawa Barat; regional V mencakup Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah; regional VI di Kota Surabaya, Jawa Timur; dan regional VII di Kota Banjarbaru, Kalimantan Timur. Selain itu, laboratorium di wilayah regional VIII berlokasi di balai besar laboratorium kesehatan masyarakat di Makassar, Sulawesi Selatan, serta di regional XI yang berlokasi di Papua.

Menurut Yudhi, sebagian besar laboratorium tersebut telah dilengkapi dengan reagen yang diperlukan untuk pemeriksaan Mpox. Namun, beberapa laboratorium di regional III (Sumatera Selatan), regional IX (Maluku), dan regional X (Maluku Utara) masih dalam proses penyediaan alat dan bahan yang dibutuhkan.

Yudhi menegaskan pentingnya peran laboratorium ini dalam mempercepat deteksi dan penanganan kasus Mpox. 

“Dengan adanya laboratorium ini, hasil pemeriksaan bisa diperoleh dengan lebih cepat dan terperinci, sehingga upaya mitigasi penyebaran virus Mpox di Indonesia akan lebih efektif,” ujarnya.

Selain itu, Yudhi juga mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala yang mirip dengan Mpox. Beberapa gejala yang harus diwaspadai meliputi ruam dan lesi di wajah, tangan, kaki, tubuh, mata, mulut, atau kelamin. Gejala lainnya termasuk demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, kelelahan, serta nyeri otot dan punggung.

“Dari 54 kasus konfirmasi Mpox di Indonesia, yang memenuhi kriteria dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS), seluruhnya berasal dari kelompok clade IIb pada 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah,” tambah Yudhi.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Kemenkes optimis dapat mengendalikan penyebaran virus Mpox di Indonesia dan melindungi kesehatan masyarakat secara lebih efektif. (YAN KUSUMA/RAFI)

Trending

Exit mobile version