NASIONAL
Pemerintahan Prabowo-Gibran: Imparsial Kritik Perluasan Peran Militer dalam Urusan Sipil
AKTUALITAS.ID – Lembaga pemantau hak asasi manusia, Imparsial, menyoroti sejumlah persoalan serius dalam arah kebijakan pertahanan di satu tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakuming Raka.
Dalam evaluasi bertajuk “Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran di Bidang Pertahanan”, Imparsial menyoroti dua masalah utama: kecenderungan meningkatnya peran militer dalam ranah sipil (militerisasi) dan lemahnya komitmen terhadap agenda reformasi sektor keamanan.
Wakil Direktur Imparsial, Hussein Ahmad, mengatakan bahwa selama satu tahun terakhir, pemerintah justru memperlihatkan gejala rekonsolidasi militerisme yang mengancam prinsip supremasi sipil.
“Alih-alih memperkuat reformasi TNI dan akuntabilitas sektor pertahanan, kebijakan yang diambil justru memperluas peran militer dalam berbagai urusan sipil,” ujar Hussein melalui keterangan tertulis, Minggu (19/10/2025).
Hussein secara spesifik mengkritisi rencana pembentukan 100 Batalyon Teritorial Pembangunan (BTP) di bawah Komando Distrik Militer (Kodim). Rencana ini dinilai berpotensi memperkuat kembali struktur komando teritorial warisan masa Orde Baru.
“Rencana ini berlawanan dengan semangat reformasi yang seharusnya mengurangi peran militer di ranah sipil dan politik,” jelasnya.
Selain itu, Imparsial juga menyoroti belum tuntasnya agenda reformasi peradilan militer. Hussein mencatat, masih banyak kasus kekerasan yang melibatkan anggota TNI terhadap warga sipil justru disidangkan di peradilan militer dan berakhir dengan hukuman ringan.
“Selama prajurit yang melakukan pelanggaran terhadap warga sipil tetap diadili di peradilan militer, rasa keadilan publik sulit terpenuhi,” tegas Hussein.
Imparsial mendesak pemerintah dan parlemen untuk memperkuat prinsip supremasi sipil dan memastikan agenda reformasi sektor pertahanan berjalan sesuai amanat konstitusi.
“Tahun pertama ini seharusnya menjadi momentum memperbaiki tata kelola pertahanan yang transparan, profesional, dan akuntabel. Jika kecenderungan militerisasi terus berlanjut, maka demokrasi kita berada dalam posisi rentan,” tutup Hussein. (Ari Bowo/Mun)
-
EKBIS28/10/2025 08:45 WIBDaftar Harga BBM Pertamina Terbaru 28 Oktober 2025, Harga Pertalite dan Pertamax Stabil
-
NASIONAL28/10/2025 15:00 WIB
Kemenhan: TNI Siapkan Langkah Awal Pengiriman Pasukan Pedamaian ke Gaza
-
EKBIS28/10/2025 10:30 WIBRupiah Menghijau Tipis, Yen Jepang Jadi Juara Asia Saat Peso Filipina Justru Anjlok
-
EKBIS28/10/2025 11:45 WIBHarga Jual dan Buyback Emas Antam Kompak Merosot Rp 45.000 Pagi Ini
-
NASIONAL28/10/2025 11:00 WIBDKPP Copot Nasrul Muhayyang dari Jabatan Ketua Bawaslu Sulawesi Barat
-
NASIONAL28/10/2025 12:00 WIBIrjen Anwar: Anggota Polri Terlibat LGBT Langsung Dipecat Tanpa Hormat
-
JABODETABEK28/10/2025 06:30 WIBPos Depok Siaga 3, BPBD DKI Peringatkan 41 Wilayah di Bantaran Kali Waspada Banjir
-
JABODETABEK28/10/2025 07:30 WIBJadwal SIM Keliling Jakarta Selasa 28 Oktober 2025: Cek 5 Lokasi dan Syarat Perpanjangan