Connect with us

Oase

Kisah Tangis Malaikat Izrail

Published

pada

Ilustrasi

AKTUALITAS.ID – Dalam karya Imam Al Qurthubi, At-Tadzkirah fi ahwal al-Mauta wa Umur al-Akhirah, terdapat sebuah riwayat yang menggugah tentang asal-usul tugas Malaikat Izrail sebagai pencabut nyawa. Riwayat ini berawal dari perintah Allah SWT kepada para malaikat untuk mengambil tanah dari bumi guna menciptakan manusia.

Ketika Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk melaksanakan tugas tersebut, Jibril merasa tidak sanggup dan memohon perlindungan kepada Allah, yang dikabulkan. Hal yang sama juga terjadi kepada Malaikat Mikail, yang ditugaskan untuk mengambil tanah, juga merasa tidak mampu dan meminta perlindungan yang kemudian diterima.

Akhirnya, Allah memerintahkan Malaikat Izrail. Dalam situasi ini, Malaikat Izrail tetap mengajukan permohonan perlindungan kepada Allah, tetapi kali ini tidak diperkenankan. Dengan penuh kepatuhan, Malaikat Izrail akhirnya mengambil sebagian tanah dari bumi. Allah SWT memberikan perintah yang jelas, memberinya wewenang untuk mencabut nyawa semua makhluk.

Namun, saat menerima tugas tersebut, Malaikat Izrail tak kuasa menahan tangisnya. Ketika Allah bertanya tentang penyebab tangisnya, Izrail menjawab bahwa ia khawatir para nabi dan manusia pilihan lainnya akan marah dan membencinya, mengingat bahwa kematian adalah sesuatu yang paling mereka benci. Allah SWT, sebagai jawaban atas kekhawatiran Malaikat Izrail, menjelaskan bahwa Ia akan menciptakan berbagai penyakit dan penyebab lainnya yang akan dinisbatkan sebagai penyebab kematian, sehingga Malaikat Izrail tidak akan dijadikan sebagai sosok yang dibenci.

Kisah ini mengajarkan beberapa pelajaran berharga. Pertama, Allah SWT memberikan kebebasan kepada hamba-Nya untuk menolak atau melaksanakan perintah-Nya, yang menunjukkan sifat kasih sayang-Nya. Kedua, keistimewaan para nabi dan orang-orang pilihan yang membuat para malaikat merasa berat untuk menjalankan tugas yang tidak disukai oleh makhluk yang diciptakan dari tanah. Ketiga, penekanan akan pentingnya mengambil hak orang lain dengan adil, mengingat sanksi yang akan diterima pada hari kiamat bagi mereka yang berbuat sebaliknya.

Rasulullah SAW pun mengingatkan tentang hal ini, dengan sabdanya, “Barangsiapa yang mengambil hak orang lain, meski hanya sejengkal tanah, maka akan dikalungkan ke lehernya pada hari kiamat nanti seberat tujuh lapis bumi” (HR Bukhari dan Muslim). Kisah ini menjadi refleksi bagi umat manusia tentang pentingnya kejujuran dan keadilan dalam hidup. (Yan Kusuma)

Continue Reading

Trending

Exit mobile version