Connect with us

OTOTEK

China Dorong Konsolidasi Raksasa Otomotif Demi Dominasi Kendaraan Listrik

Aktualitas.id -

Ratusan mobil listrik baru merek BYD Explorer No 1 produksi BYD terparkir rapi sebelum dikirim ke pasar Eropa dari sebuah dermaga salah satu pelabuhan di China (14/1/2024). (Xinhua)

AKTUALITAS.ID – Industri otomotif Tiongkok terus melaju pesat, menjadi salah satu yang terbesar dan paling dinamis di dunia. Namun, di tengah ratusan merek—banyak di antaranya dimiliki negara—yang saling bersaing dalam pasar yang semakin ketat, pemerintah Tiongkok kini mengambil langkah strategis untuk menyederhanakan peta persaingan.

Dilansir dari Carscoops, Jumat (4/4/2025), pemerintah Tiongkok tengah mendorong konsolidasi di antara produsen otomotif milik negara untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi tumpang tindih produksi, serta mempercepat transisi ke kendaraan listrik. Langkah ini mencerminkan strategi jangka panjang untuk menjadikan China sebagai pemimpin global dalam industri kendaraan ramah lingkungan.

Dalam sebuah acara di Beijing baru-baru ini, Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara China menyerukan restrukturisasi besar-besaran di antara perusahaan otomotif pelat merah. Dengan menyatukan sumber daya riset dan produksi, perusahaan-perusahaan ini diharapkan mampu bersaing lebih kuat dengan produsen sektor swasta yang lebih lincah dan inovatif.

Komisi tersebut mengawasi sekitar 100 perusahaan milik negara, termasuk nama besar seperti Chongqing Changan Automobile, Dongfeng Motor Corp, dan China FAW Group. Bahkan, pada Februari lalu, muncul kabar bahwa pemerintah mempertimbangkan penggabungan antara Dongfeng dan Changan di bawah satu grup induk. Jika terealisasi, entitas baru ini berpotensi menyalip BYD sebagai produsen mobil listrik terbesar di China.

“Restrukturisasi semacam ini akan menjadi tonggak penting dalam konsolidasi industri dan sangat krusial bagi masa depan otomotif China,” ujar seorang analis dari Morgan Stanley.

Tahun lalu, Changan menjual 2,68 juta kendaraan, sementara Dongfeng mencatat angka 2,48 juta unit. Namun, keduanya masih tertinggal dalam perlombaan kendaraan listrik, dengan penjualan yang belum memenuhi target. Pemerintah melihat penggabungan sebagai jalan untuk mengurangi kompetisi internal dan menciptakan kekuatan industri yang lebih solid dan terfokus.

Meski tertinggal dalam mobil listrik, kedua perusahaan tetap menjadi pilar penting dalam ekosistem otomotif China. Dongfeng menjalin kemitraan dengan Nissan, Honda, Peugeot, dan Citroen, sementara Changan bekerja sama dengan Ford dan Mazda. Kolaborasi ini menunjukkan kompleksitas dalam upaya merger, namun juga memperkuat posisi strategis mereka di panggung global.

Dengan dorongan kuat dari pemerintah, industri otomotif China tampaknya sedang bersiap menata ulang kekuatannya demi mendominasi era kendaraan listrik—bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di pasar dunia.  (PURNOMO/DIN) 

TRENDING

Exit mobile version