POLITIK
Dilema Sejarah: Selamatkan Indonesia atau Terperangkap dalam “Fufufafa”?

AKTUALITAS.ID – Indonesia kini berada di persimpangan penting yang menentukan arah masa depan bangsa. Pemimpin dan masyarakat dihadapkan pada pilihan krusial: menyelamatkan Indonesia dengan visi besar untuk rakyat atau terjebak dalam kepentingan pribadi dan golongan yang sering dijuluki sebagai “Fufufafa.” Istilah ini mencerminkan simbolisme kosong yang jauh dari kebutuhan nyata masyarakat, dan mencerminkan tantangan yang lebih besar dalam menghadapi krisis multidimensi.
Dalam siaran pers yang dirilis pada Sabtu (4/1/2025), Direktur Indonesian Future Development Study (INFUDS), Aznil Tan, menekankan bahwa krisis yang dihadapi bangsa—mulai dari masalah ekonomi hingga moralitas politik—memerlukan langkah nyata, bukan hanya debat yang tidak produktif atau pemujaan terhadap figur tertentu. “Energi bangsa sering terbuang pada agenda-agenda sempit yang menjauhkan kita dari tujuan utama: kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Tambahan berita mengejutkan muncul dari laporan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), yang mencatat mantan Presiden Joko Widodo sebagai presiden terkorup kedua di dunia, setelah Presiden Albashar. Laporan ini mencoreng reputasi Indonesia di kancah internasional dan berpotensi merusak kerjasama dalam bidang investasi dan bilateral. “Fakta tersebut perlu dihadapi secara serius, bukan sekadar dengan upaya menutupi atau membengkokkan opini publik,” tegas Tan.
Menanggapi situasi ini, Tan mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk merenungkan beberapa poin penting. Pertama, kita harus memprioritaskan kepentingan bangsa dan menghentikan polarisasi demi langkah nyata yang menguntungkan rakyat. Kedua, masyarakat harus menolak kepentingan sempit untuk mencapai suatu Indonesia yang inklusif. Ketiga, kesatuan sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan baik global maupun internal.
Tan juga menyerukan aksi hukum terhadap mantan presiden dan kroninya yang terbukti menyalahgunakan kekuasaan sebagai langkah untuk membersihkan bangsa dari parasit yang merusak. “Kami percaya bahwa dengan kebijakan yang berorientasi pada rakyat dan semangat gotong royong, Indonesia dapat menjadi negara yang besar,” tutup Tan.
Seruan untuk memilih antara menyelamatkan Indonesia atau terjebak dalam “Fufufafa” menggema di tengah masyarakat. Memiliki pilihan yang jelas, rakyat diharapkan untuk mendukung arah yang jelas demi masa depan bangsa. Dengan kesadaran dan kepedulian bersama, Indonesia bisa membangun masa depan yang lebih baik, bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk generations to come. (Yan Kusuma)
-
EKBIS09/05/2025 11:30 WIB
Harga Emas Turun Tipis Hari Ini, Antam Sentuh Rp2.032.000 per Gram
-
POLITIK09/05/2025 07:00 WIB
KPU Angkat Bendera Putih Soal Jadwal Pemilu Mepet Pilkada: “Kita Ngos-ngosan!”
-
EKBIS09/05/2025 10:30 WIB
Sempat Berjaya, Rupiah Kini Berbalik Arah Tertekan Dolar AS
-
NASIONAL09/05/2025 11:00 WIB
Angka TBC Tinggi, Anggota DPR : Pemerintah Jangan Berdamai dengan Kematian
-
JABODETABEK09/05/2025 06:30 WIB
Korban Keracunan Program MBG di Bogor Melonjak Drastis Jadi 171 Siswa
-
NASIONAL09/05/2025 15:00 WIB
Satgas Terpadu Siap Tindak Tegas Ormas yang Meresahkan Demi Stabilitas Investasi
-
POLITIK09/05/2025 10:00 WIB
Sinyal Kuat dari Bahlil, Dave Laksono Disebut Berpotensi Jadi Ketua Umum Golkar
-
JABODETABEK09/05/2025 13:30 WIB
Tamat Riwayat Maling Motor! Polisi Tambora Amankan Residivis Spesialis Kunci T