Connect with us

RAGAM

CEO TMC Akui Jual Tiket Konser Kian Sulit di Tengah Lesunya Ekonomi

Aktualitas.id -

CEO TMC Indonesia Aulia Mahariza saat ditemui ANTARA usai mengikuti sebuah konferensi pers di Jakarta, Rabu (8/7/2025). (ANTARA)

AKTUALITAS.ID – CEO TMC Entertainment Indonesia, Aulia Mahariza, mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi industri konser Tanah Air akibat perlambatan ekonomi yang menekan daya beli masyarakat. Hal ini berdampak langsung pada sulitnya penjualan tiket, termasuk untuk acara Korean OST Concert (KOSTCON) 2025 yang tengah digarap perusahaannya.

“Memang susah banget ya sekarang, karena situasinya lagi repot banget. Jual tiket jadi susah,” ujar Aulia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (9/7/2025).

Menurut Aulia, kondisi ini cukup disayangkan mengingat tahun ini Indonesia akan dibanjiri berbagai konser besar dari dalam dan luar negeri. Namun demikian, pihaknya tetap optimis dan terus melakukan berbagai strategi agar tetap bisa bertahan.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah negosiasi intensif dengan berbagai pihak terkait, agar harga tiket dapat ditekan dan lebih terjangkau bagi publik. Aulia menargetkan KOSTCON 2025 bisa menarik hingga 10 ribu penonton.

“Upaya ini bukan cuma untuk konser kali ini, tapi juga demi menjaga ekosistem promotor agar tetap sehat dan hidup,” imbuhnya.

Tak hanya soal tiket, Aulia juga menyoroti keterbatasan venue konser di Indonesia, terutama di luar Jakarta, yang menjadi tantangan tambahan bagi para penyelenggara acara.

“Kita para promotor ingin terus buat konser, tapi venue di Jakarta aja terbatas, apalagi di luar kota,” tuturnya.

Aulia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mendukung roda perekonomian selama konser berlangsung. UMKM, kata dia, kerap dilibatkan dalam penyediaan merchandise serta makanan dan minuman (F&B).

“Semua event pasti perlu F&B. Kita ajak mereka kerja sama. Untuk KOSTCON misalnya, kita juga coba berkolaborasi dengan organizer UMKM,” katanya.

Terkait kehadiran produk luar negeri, Aulia menilai bahwa promotor lokal harus lebih mendukung kekayaan intelektual (Intellectual Property/IP) dalam negeri. Pasalnya, IP asing sulit memberikan kontribusi langsung terhadap pendapatan negara.

“Kalau kita ambil IP luar, hasilnya nggak bisa masuk ke pendapatan negara. Sebenarnya yang harus didukung ya IP dalam negeri, karena bisa dikembangkan di sini,” jelasnya.

Meski begitu, promotor tetap berupaya memperkenalkan budaya Indonesia di panggung internasional, salah satunya lewat pemberian souvenir kepada para artis yang tampil. Aulia berharap upaya ini dapat mendorong mereka untuk belanja produk lokal, sekaligus memperluas eksposur budaya Indonesia. (ARI WIBOWO/DIN) 

TRENDING

Exit mobile version