PKS dan Gerindra Belum Sepakati Fit and Proper Test Cawagub DKI


AKTUALITAS.ID – Polemik kekosongan kursi Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta hingga kini terus bergulir. Kedua partai pengusung, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah sepakat dua kandidat wagub yang akan diusung adalah dari PKS dan dua kandidat tersebut harus melalui fit and proper test sebelum diusung ke DPRD DKI.

Dewan Pimpinan Wilayah PKS, Abdurrahman Suhaimi mengatakan, seharusnya fit and proper test hanya dilakukan untuk memperkenalkan kandidat-kandidat wagub saja, bukan untuk menentukan apakah kandidat-kandidat tersebut lulus atau tidak.

Pasalnya, belakangan Partai Gerindra meminta empat nama kepada PKS sebagai kandidat Wagub DKI agar disaring menjadi dua nama setelah melewati fit and proper test.

Tetapi berdasarkan mekanisme Partai Gerindra, fit and proper test ini adalah untuk menguji kompetensi kandidat apakah pantas dan layak jika menjadi wagub, sehingga bagi Suhaimi, jika hasil tes menunjukkan kandidat-kandidat tersebut tidak layak, ada kemungkinan tidak akan diusung ke DPRD.

“Mungkin maksudnya gini, sebenarnya tim seleksi atau tim fit and proper test itu adalah awalnya bincang-bincang internal silaturahim pengenalan gitu, jadi bukan dalam konteks lulus atau tidak lulus,” kata Suhaimi saat dihubungi, Kamis (29/11/2018).

Karena PKS dan Partai Gerindra masih belum benar-benar sepakat tentang mekanisme fit and proper test, Suhaimi berharap pertemuan selanjutnya antara kedua partai pengusung yang diinisiasi oleh PKS, bisa menyepakati langkah-langkah konkret mengenai fit and proper test.

“Tanggal 4 Desember 2018 itulah mudah-mudahan ada langkah-langkah konkret dan kesepakatan yang lebih konkret (terkait fit and proper test),” harap Suhaimi.

Sementara itu, Taufik kembali mempertanyakan komitmen PKS yang ternyata cenderung tidak setuju dengan sistem fit and proper test yang dikehendaki Partai Gerindra. Padahal sebelumnya, ungkap Taufik, kedua partai sudah sepakat terkait fit and proper test tersebut.

“Terus maunya sistem apa? Mau (usung ke DPRD) dua langsung? Wah enak, orang sudah sepakati proper test, calonnya juga dari dia (PKS), bukan dari saya (Gerindra),” ujar Taufik.

Taufik melanjutkan, seharusnya PKS bisa menghargai mekanisme Parta Gerindra yang memang mewajibkan adanya fit and proper test. Karena itu, Taufik mengelak jika fit and proper test adalah untuk menghalangi calon dari PKS menjadi orang nomor dua di DKI.

Jika PKS memiliki kandidat yang benar-benar bagus, sambung Taufik, PKS tidak perlu khawatir dan menolak adanya tes semacam ini karena pasti kandidat yang diusulkan bisa lulus tes fit and proper.

“Gimana mau menjegal, calon saja dari PKS, terserah mau siapa yang dicalonin, fit and proper itu kalau calonnya baik kenapa harus khawatir dan fit and proper itu akan menghasilkan dua kandidat, jadi saran saya calonnya lebih dari dua. Terus kita juga punya mekanisme, hargai mekanisme kita, secara politik kita sudah hargai mereka (PKS),” kata Taufik.

Guna memperjelas sistem fit and proper test, nantinya saat pertemuan tanggal 4 Desember 2018 antara Partai Gerindra dan PKS, Taufik berencana mempertanyakan nasib sistem fit and proper test ini kepada PKS.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>