Berita
Banyak Pabrik Kucing-kucingan Buang Limbah ke Citarum
AKTUALITAS.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat (KBB), melansir sampai saat ini ada 70 perusahaan yang ada di wilayah ini. Puluhan perusahan itu diduga membuang limbahnya ke aliran Sungai Citarum. Sampai saat ini, masih banyak perusahaan yang kucing-kucingan dengan petugas dalam membuang limbah tersebut. Kepala Dinas Lingkungan Hidup KBB, Apung Hadiat Purwoko, mengatakan […]
AKTUALITAS.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat (KBB), melansir sampai saat ini ada 70 perusahaan yang ada di wilayah ini. Puluhan perusahan itu diduga membuang limbahnya ke aliran Sungai Citarum. Sampai saat ini, masih banyak perusahaan yang kucing-kucingan dengan petugas dalam membuang limbah tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup KBB, Apung Hadiat Purwoko, mengatakan hingga saat ini masih banyak pengelola pabrik yang kucing-kucingan saat membuang limbah ke aliran Sungai Citarum. Karena itu, pihaknya meminta masyarakat supaya pro aktif dalam melaporkan jika menemukan adanya sungai yang berawarna hitam pekat.
“Khususnya, untuk sungai yang ada di Kecamatan Batujajar, karena sungai yang mengalir ke Citarum ini, jadi sasaran pembuangan limbah industri,” ujarnya, Minggu (20/10).
Menurutnya, dengan masih adanya pabrik yang kucing-kucingan dengan petugas DLH maupun Satgas Citarum Harum itu, maka pengawasan perlu ditingkatkan lagi. Terutama, peran serta masyarakat sangat diperlukan. Mengingat, petugas DLH tidak bisa mengontrol keberadaan sungai itu selama 24 jam.
Akan tetapi, dengan adanya Satgas Citarum Harum, instansinya ini sangat terbantu. Namun, tetap saja banyak petugas yang kecolongan soal pembuangan limbah ini. Sebab, biasanya perusahaan membuang limbahnya pada malam hari.
Apung mengakui, selama ini pihaknya kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan pengawasan bagi pabrik-pabrik nakal yang ada di KBB. Sehingga pihaknya harus meminta bantuan ke Pemprov Jabar.
Apalagi, DLH KBB saat ini tidak memiliki pejabat pengawas lingkungan hidup (PPLH). Sehingga, hal itu menjadi kendala untuk melakukan pengawasan bagi pabrik yang kerap membuang limbah kotor tersebut.
“Kita juga kekurangan sarana dan prasarana untuk pemantauan. Padahal di KBB ini, ada 70 pabrik yang harus kita pantau terkait pembuangan limbahnya,” ujar Apung.
Selama ini, pihaknya hanya bisa sebatas memberikan pembinaan secara intensif bagi semua pengelola pabrik yang ada di wilayah tersebut. Namun, karena kurangnya pengawasan, menyebabkan masih ada pabrik yang membuang limbah tanpa proses instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
“Jadi kalau masih ada pabrik yang kucing-kucingan, kami membutuhkan bantuan juga dari masyarakat untuk melakukan pengawasan,” jelas Apung.
-
Multimedia13 hours ago
FOTO: Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu
-
POLITIK16 hours ago
Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu untuk Refleksi Kinerja dan Strategi Kedepan
-
POLITIK9 hours ago
Ketua Komisi II Menentang Pembentukan KPU-Bawaslu Ad Hoc
-
Ragam20 hours ago
Bantah Gelapkan Harta Warisan, Ratna Sarumpaet: Aku Enggak Dendam
-
Ragam17 hours ago
Aura Kasih Debut Jadi Eksekutif Produser, Film “Anak Kunti” Siap Menggebrak Asia
-
Nasional11 hours ago
Yenny Wahid Kritik Rencana Kenaikan PPN 12 Persen di Haul ke-15 Gus Dur
-
OtoTek18 hours ago
WhatsApp Hadirkan Fitur Baru untuk Meriahkan Libur Akhir Tahun
-
EkBis9 hours ago
Bayar Pakai QRIS Kena PPN 12%: Penjelasan dan Simulasi Kenaikan Pajak