Siap Jadi Wakil PDIP, Mumtaz Rais Ungkap Strategi di Pilkada Sleman


Ahmad Mumtaz Rais Wiryosudarmo, (Foto;Ist)

AKTUALITAS.ID – Kabar renggangnya hubungan Amien Rais dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan tidak menyurutkan tekad Mumtaz Rais maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020. Putra Amien Rais sekaligus menantu Zulkifli Hasan (Zulhas) itu menegaskan tidak ada kaitan antara kongres dan Pilkada Sleman.

“Tidak berpengaruh sama sekali, tidak ada hubungan kongres dengan Pilkada Sleman, hampir tidak ada, karena memang Pak Zulhas menang mutlak dan memang definitif ketua umum dan segera pelantikan,” kata Mumtaz saat dihubungi wartawan, Selasa (10/3/2020).

Saat ini Mumtaz mengaku siap tancap gas. Mumtaz mengatakan saat ini, selain dari PAN, dia telah mengantongi dukungan dari Gerindra. Dia mengklaim telah mengantongi dukungan sebanyak 12 kursi, yang menjadi bekalnya melenggang di Pilkada Sleman.

“Gerindra sudah merapat ke kami, bisa dicek. Saat ini kami sedang menunggu untuk partai lain bergabung,” ucapnya.

Mumtaz pun belum menentukan akan maju sebagai bakal calon bupati atau wakil bupati. Dengan dukungan 12 kursi, pada dasarnya dia bisa maju mendaftar karena syarat minimal dukungan telah tercapai. Namun Mumtaz masih menunggu kubu PDIP Sleman.

“Kabarnya, yang disepakati oleh PDIP Sleman, menggandeng Mumtaz bisa dipastikan kerja politiknya lebih mudah. Artinya pilkada bisa menang, itu bukan bahasa saya, tapi bahasa teman-teman PDIP dan survei politik,” tuturnya.

Mumtaz mengklaim, jika tiga poros partai utama di Sleman, yakni PAN, PDIP, dan Gerindra, bergabung, maka Pilkada Sleman dipastikan selesai lebih awal.

“Kalau PDIP, PAN, Gerindra gabung jadi tidak ada lawan. Saya juga berharap PKB ikut, karena ini gerbong kemenangan,” katanya.

Namun saat ini peta politik di Sleman berubah seiring munculnya nama Kustini Sri Purnomo dalam bursa Pilkada Sleman 2020. Istri Bupati Sleman Sri Purnomo itu dikabarkan santer akan maju dalam Pilkada Sleman.

“Bu Kustini maju membuat perubahan peta, infonya akan maju melalui PDIP,” sebut Mumtaz.

Hal ini memunculkan dua skenario. Menurut Mumtaz, jika nantinya nama yang dimunculkan oleh PDIP bukan kader partai, otomatis bakal calon wakil bupati dari PDIP merupakan kader internal partai. Karena itu, Mumtaz pun harus mengambil opsi lain.

“Ada dua opsi, kalau PDIP memunculkan kader yang bukan PDIP, berarti konsekuensinnya wakil dari internal, jadi bukan Mumtaz. Jadi maju sendiri tanpa koalisi karena cukup kursi,” ungkapnya.

“Jadi saya menggalang kekuatan dengan Gerindra, ada Mas Danang atau nanti bertambah PKB kalau mau ikut bergabung,” jelasnya.

Mumtaz kembali menegaskan kesiapannya menjadi bakal calon wakil bupati untuk mendampingi calon dari PDIP.

“Tapi jika PDIP mengambil kader sendiri dan harus berkoalisi, saya siap jadi wakilnya PDIP karena itu sama-sama enak,” ucapnya.

Saat ini dari nama-nama yang sudah beredar, belum semuanya membawa surat rekomendasi. Tercatat hanya Mumtaz dan Agus Khaliq dari PKB yang sudah mendapat rekomendasi.

“Jadi Bu Muslimatun, Bu Kustini itu belum dapat rekom. Baru saya dan Pak Agus yang sudah turun rekom,” katanya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>