Connect with us

Berita

Penyebaran Virus Corona Meluas, Minyak Dunia Tenggelam

AKTUALITAS.ID – Harga minyak mentah dunia terus merosot pada perdagangan Selasa (17/3/2020) karena kekhawatiran pasar bahwa penyebaran virus corona dapat mengurangi permintaan global. Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun US$1,32 atau 4,39 persen ke posisi US$28,73 per barel. Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April melemah US$1,75 […]

Published

pada

AKTUALITAS.ID – Harga minyak mentah dunia terus merosot pada perdagangan Selasa (17/3/2020) karena kekhawatiran pasar bahwa penyebaran virus corona dapat mengurangi permintaan global. Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun US$1,32 atau 4,39 persen ke posisi US$28,73 per barel.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April melemah US$1,75 atau 6,1 persen menjadi US$26,95 per barel. Pelaku pasar cemas akan risiko penurunan signifikan permintaan minyak di tengah kian merebaknya wabah virus corona.

Pandemi itu menyebabkan penutupan beberapa negara di Eropa dan Asia. Di sisi lain, Arab Saudi dan Rusia sebagai produsen minyak utama mengirimkan tanda perang harga di pasar minyak.

Kedua raksasa minyak itu tak memiliki perdamaian silang pendapat. Untuk diketahui, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia atau OPEC+, gagal mencapai kesepakatan pemangkasan produksi.

Sebaliknya, Arab Saudi dan Rusia mengumumkan peningkatan signifikan produksi minyak mereka. Imbasnya, minyak mentah akan membanjiri pasar yang telah kelebihan pasokan. Pasar pun khawatir melimpahnya minyak di pasar akan menekan harga.

“Mengingat bahwa pada saat bersamaan permintaan menurun akibat dari pembatasan untuk memerangi virus corona,” kata analis energi di Commerzbank Research Carsten Fritsch.

Ia mengatakan perilaku dua produsen minyak utama dunia itu dapat digambarkan sebagai tindakan menghancurkan diri sendiri.

Esmaili mengatakan sekitar 50 persen narapidana dan tahanan yang dibebaskan sementara adalah mereka yang terjerat kasus terkait keamanan. Dia tidak merinci lebih jauh.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sampai hari ini dilaporkan jumlah kasus infeksi virus corona di Iran mencapai 14.991 orang. Sebanyak 853 orang di antaranya meninggal.

Sampai saat ini pemerintah Iran belum memberlakukan kebijakan isolasi total (lockdown) untuk mencegah penyebaran virus corona. Mereka hanya memerintahkan menutup sementara seluruh sekolah, menunda pelaksanaan kegiatan yang melibatkan keramaian, dan melarang penduduk bepergian untuk memperingati Tahun Baru Nowrouz.

Trending

Exit mobile version