Punya Alasan Sendiri, Mbah Rono: Suara Dentuman Berasal dari Erupsi Anak Krakatau


Ahli vulkanologi Surono, Foto: Istimewa

AKTUALITAS.ID – Ahli vulkanologi Surono meyakini suara dentuman dini hari tadi yang didengar oleh masyarakat di Lampung Selatan, Jakarta, hingga Depok berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Keyakinan tersebut didapatnya karena suara dentuman tersebut bersamaan dengan terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau.

Pria yang akrab disapa Mbah Rono ini juga menegaskan keyakinannya itu tidak mau disebut membantah pernyataan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, yang menyatakan suara dentuman itu bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Menurutnya, masing-masing pihak memiliki dasar pemikirannya sendiri.

“Saya sebenarnya menjawab itu bukan untuk membantah atau berbeda dengan PVMBG. Saya, masing-masing kan punya ini sendiri, punya dasar alasan sendiri. Istilahnya bukan dari Krakatau, dari mana, sementara ini saya tidak punya data yang pasti,” ujar Mbah Rono saat dihubungi, Sabtu (11/4/2020).

“Jadi yang pasti adalah orang mendengar dentuman bersamaan dengan letusan Gunung Anak Krakatau, yang bisa menghasilkan suatu dentuman ‘dum’ gitu, kan letusan gunung api, iya kan,” sambungnya.

Mantan Kepala PVMBG ini juga mengatakan suara dentuman juga pernah terdengar ketika Gunung Anak Krakatau erupsi pada 26 Desember 2018 hingga 27 Desember 2018. Menurutnya, suara dentuman tersebut juga terdengar hingga Jakarta.

“Dan ini pernah terjadi waktu 26-27 Desember, dulu pernah suara dentuman itu didengar oleh masyarakat Jawa Barat, DKI, Lampung bagian selatan itu dan ini secara pasti dicatat oleh stasiun BMKG waktu itu. Jadi dentuman itu pernah terjadi dan didengar yang sama seperti sekarang ini dari letusan Gunung Anak Krakatau,” katanya.

Mbah Rono mengatakan suara dentuman saat ini terdengar lebih nyaring karena masyarakat lebih banyak berdiam diri di rumah. Selain itu, aktivitas masyarakat dibatasi dengan adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Artinya, suara bising yang biasa dihasilkan dari kendaraan bermotor dan aktivitas lainnya tidak ada sehingga suara dentuman lebih terdengar.

“Dan ingat, sekarang itu berbeda sekali waktu 26-27 Desember 2018. Saat sekarang ini kondisi sangat sepi, isolasi mandiri, apalagi Jakarta dengan PSBB-nya, tentunya tidak ada bising kendaraan dan sebagainya. Tentunya akan lebih peka mendengar itu,” ujarnya.

Dengan dasar Gunung Anak Krakatau pernah mengeluarkan suara dentuman ketika erupsi pada Desember 2018 itulah Mbah Rono meyakini suara dentuman dini hari tadi juga dihasilkan dari erupsi Gunung Anak Krakatau. “Nah, itu tadi, kebetulan suara kedengaran bersamaan dengan ada letusan Anak Krakatau pernah melakukan yang sama. Saya mendakwa Anak Krakatau karena saya nggak punya data lain,” ujarnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memastikan dentuman itu bukan akibat gempa saat erupsi.

“Dentuman yang banyak didengar atau dirasakan oleh masyarakat sekitar Jakarta kami yakini juga bukan diakibatkan oleh aktivitas gempa tektonik dengan magnitudo 2,4,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono kepada wartawan, Sabtu (11/4).

Rahmat menyebut gempa itu terjadi pada Jumat (10/4) pukul 22.59 WIB atau berdekatan dengan erupsi kedua Gunung Anak Krakatau. Pusat gempa berjarak kurang-lebih 70 km arah barat daya dari Gunung Anak Krakatau dengan kedalaman 13 km.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>