Connect with us

Berita

Corona Terus Bertambah, Rupiah Keok Lagi ke Rp14.000 per dolar AS

AKTUALITAS.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (12/6/2020). Rupiah bergerak di kisaran atas Rp14.000 per dolar AS. Di pasar spot, pada perdagangan hari ini, rupiah ditransaksikan di level Rp14.068 per dolar AS. Melemah hingga 0,47 persen dari level perdagangan kemarin, Kamis, 11 Juni […]

Aktualitas.id -

AKTUALITAS.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (12/6/2020). Rupiah bergerak di kisaran atas Rp14.000 per dolar AS.

Di pasar spot, pada perdagangan hari ini, rupiah ditransaksikan di level Rp14.068 per dolar AS. Melemah hingga 0,47 persen dari level perdagangan kemarin, Kamis, 11 Juni 2020 yang telah menyentuh level Rp14.002 per dolar AS.

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan kembalinya pelemahan rupiah itu terjadi karena kekhawatiran pasar keuangan dan investor terhadap penyebaran wabah Corona (Covid-19) di Indonesia yang terus meningkat.

“Lagi-lagi yang menjadi biang keladi mata uang garuda melemah adalah penambahan pasien positif Covid-19 di Indonesia dalam dua hari terakhir selalu mencetak rekor. Apabila situasi tidak segera membaik, maka masalah akan melebar ke sektor ekonomi dan keuangan,” kata Ibrahim dikutip dari analisisnya, Jumat, 12 Juni 2020.

Untuk diketahui, kasus positif Corona di Tanah Air per Kamis, 11 Juni 2020 terus bertambah dengan menembus 35.295. Angka kematian pun sudah 2.000 jiwa.

Sementara itu, dari sisi eksternal, dia melanjutkan, ketua bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yakni Jerome Powell memproyeksikan data-data ekonomi AS yang kemungkinan tak akan cepat mengalami pemulihan atau kurvanya bisa membentuk V. Kondisi tersebut bisa menambah kekhawatiran pelaku pasar keuangan.

Dalam rapat kali ini, The Fed memperkirakan ekonomi AS terkontraksi -6,5 persen, jauh memburuk ketimbang proyeksi sebelumnya yang memperkirakan ada pertumbuhan 2 persen.

Pun, tingkat pengangguran pada tahun ini diperkirakan 9,3 persen, lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 3,5 persen.

“Suku bunga acuan The Fed masih ditahan di 0-0,25 persen, suku bunga acuan tersebut tidak akan berubah sampai akhir tahun bahkan bisa sampai 2022. Namun yang membuat pelaku pasar agak cemas adalah sesuatu yang menyertainya (data ekonomi),” jelas dia.

Continue Reading

TRENDING

Exit mobile version