Hentikan Diskriminasi, PM Inggris akan Bentuk Komisi Anti Rasisme


Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Foto: AP Photo/Matt Dunham

Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan akan membentuk komisi antirasisme di Inggris. Pernyataan ini disampaikan tiga pekan setelah kematian George Floyd di Minneapolis, AS yang memicu gelombang protes antirasisme.

Johnson mengatakan komisi tersebut akan melihat kesetaraan di Inggris, termasuk di bidang pekerjaan, kesehatan, akademik, dan semua lapisan masyarakat secara luas.

Dalam tulisannya di surat kabar Daily Telegraph, Johnson mengatakan komite baru ini akan menyelidiki diskriminasi dalam sistem pendidikan, kesehatan dan sistem peradilan pidana di semua lapisan masyarakat.

Johnson mengklaim saat ini ada kemajuan besar dalam upaya penanganan rasisme di Inggris. Ia menuturkan saat ini sebagai saat yang tepat untuk bertindak terkait diskriminasi.

Dalam sebuah wawancara media, Johnson mengatakan ingin mengubah narasi terkait rasisme untuk menghentikan rasa diskriminsasi terhadap etnis tertentu.

“Kami menghentikan diskriminasi, kami memberantas rasisme, dan kami mulai memiliki rasa harapan yang nyata akan keberhasilan,” ujar Johnson seperti mengutip AFP.

Puluhan ribu orang turun ke jalanan Inggris sebagai bentuk solidaritas atas diskriminasi yang dilakukan polisi kulit putih AS hingga Floyd, seorang warga kulit hitam meninggal.

Dalam sebuah demo pada Sabtu (13/6), para demonstran terlibat bentrok antara polisi London dengan kelompok sayap kanan saat menggelar gerakan Black Lives Matter (BLM).

Kelompok sayap kanan melakukan aksi unjuk rasa untuk melindungi patung-patung di sekitar Parliament Square, termasuk patung Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill.

Massa BLM di Brisol merobohkan patung Edward Colton, tokoh nasional yang juga memperdagangkan orang kulit hitam sebagai budak. Patung berbahan perunggu tersebut lalu diceburkan ke laut.

Pengunjuk rasa kelompok sayap kanan merupakan pria kulit putih berusia paruh baya yang berkumpul di Parliament Square. Pemrotes sayap kanan juga terlihat melemparkan benda ke barisan polisi, beberapa diantaranya merespon dengan tongkat.

Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel menyebut aksi kelompok sayap kanan sebagai premanisme.

“Setiap pelaku kekerasan atau vandalisme harus berhadapan dengan hukum. Kekerasan terhadap petugas polisi kita tidak akan ditoleransi,” katanya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>