Diduga Sumber Corona di Beijing, China Setop Impor Salmon


Ikan salmon, (The Star)

China menghentikan sementara impor ikan salmon dari pemasok Eropa di tengah kekhawatiran ikan tersebut menjadi sumber penularan baru virus corona (Covid-19) di pasar grosir Beijing baru-baru ini.

Penangguhan impor itu dilakukan setelah Beijing mendeteksi ratusan kasus virus corona baru yang terkait dengan pasar grosir Xinfadi, Beijing, dalam beberapa hari terakhir.

Surat kabar pemerintah China melaporkan hasil penyelidikan pejabat kesehatan Beijing memaparkan bahwa virus corona terdeteksi di papan talenan yang digunakan untuk memotong ikan salmon di pasar tersebut.

Laporan itu memicu sebagian besar supermarket dan toko daging menarik semua ikan salmon yang dijual, terutama yang berasal dari pasar Xinfadi.

Hasil pelacakan kontak genetik virus pihak berwenang Beijing, virus corona yang terdapat di ikan salmon di pasar Xinfadi itu kemungkinan berasal dari Eropa.

Akibatnya, sejumlah pemasok ikan salmon Eropa menyatakan saat ini tak bisa mengirim dan menjual dagangannya ke China.

“Kami tidak bisa mengirim pasokan ikan salmon ke China sekarang. Pasar sudah ditutup,” kata direktur eksekutif pemasok ikan salmon berbasis di Oslo Bakkafrost, Regin Jacobsen, seperti dilansir The South China Morning Post.

Stein Martinsen, kepala marketing perusahaan pemasok ikan salmon asal Norwegia Royal Salmon, mengatakan hal serupa. Ia menuturkan perusahaannya sudah menghentikan semua penjualan ke China dan tengah menunggu klarifikasi dari Negeri Tirai Bambu.

Kemunculan klaster baru virus corona di Beijing ini pun telah memicu kepanikan di antara konsumen dan restoran-restoran yang menjajakan menu ikan salmon.

Wei Wei, direktur eksekutif sebuah restoran mewah Jepang di Beijing, mengatakan grup perusahaannya telah menarik semua sajian ikan salmon dari menu restoran.

Meski begitu, Wei menuturkan para konsumen masih tetap khawatir untuk memakan masakan olahan ikan, terutama ikan-ikan mentah yang kerap disajikan di restoran Jepang.

“Seluruh pesanan meja dibatalkan dan pendapatan kami turun hampir nol,” ucap Wei.

Wei menuturkan klaster baru penularan corona di Beijing ini sangat berdampak besar pada pemasukan restoran-restoran Jepang.

“Orang-orang sekarang menghindari memakan makanan olahan seafood segar, tidak hanya salmon, dan kami (restoran Jepang) tersiksa,” ucapnya.

Nasib serupa dirasakan oleh pemiliki restoran sederhana Jepang Yiteng. Sang manajer mengatakan tidak ada konsumen yang memesan menu sashimi di restorannya sejak akhir pekan lalu.

“Karena itu kami mengubah menu yakni mengurangi sajian sashimi (ikan mentah) dengan menambah menu masakan matang,” ucap manajer tersebut.

Meski begitu, sejumlah ahli kesehatan mengatakan belum dapat dikonfirmasi secara ilmiah jika ikan salmon menjadi pembawa virus (carrier) corona.

Profesor emeritus epidemiologi penyakit menular dari Universitas Nottingham Inggris, Keith Neal, mengatakan klaster baru penularan corona di pasar Xinfadi mungkin terjadi akibat kontaminasi silang dan bukan semata-mata karena ikan salmon yang menjadi sumber virus.

“Pasar bisa menjadi tempat yang sangat ramai jadi seperti di Wuhan, (ikan-ikan) itu membantu memperluas penyebaran virus,” lata Neal.

Kepala departemen viroscience di Erasmus University Medial Center Rotterdam, Marion Koopmans, menuturkan dengan data yang terbatas sulit untuk memastikan apakah sampel genetik spesifik virus corona yang terdeteksi di pasar-pasar Beijing ini bisa dikaitkan langsung dengan virus yang tersebar di Eropa.

“Memang ada sekuens Eropa tetapi sulit mengatakan dengan pasti kecuali ada banyak data lain tentang keberagaman virus ini di China,” ujar Koopmans.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>