Usung Gimbal Stabilization Technology, Vivo Siap Rilis Flagship X50 Series di Indonesia


Setelah memastikan kehadiran seri smartphone premium terbarunya dalam rangkaian Vivo X Series, Vivo mengatakan siap meluncurkan flagship Vivo X50 Series di Indonesia.

Mengadopsi teknologi kamera terbaru dari sistem kamera ponsel konsep Vivo APEX 2020, Vivo X50 Series akan menjadi smartphone pertama yang mengusung Gimbal Stabilization Technology dari Vivo Indonesia.

“Dengan fitur dan teknologi terbaru serta inovasi premiumnya, kehadiran Vivo X50 Series akan menjadi tonggak bersejarah bagi pengembangan teknologi Vivo di Indonesia,” ujar Hadie Mandala, Product Manager Vivo Indonesia, dalam keterangan tertulis.

“Teknologi yang diunggulkan adalah Gimbal Stabilization di mana X50 Series akan menjadi smartphone pertama yang membawa teknologi ini dari Vivo Indonesia,” dia melanjutkan.

Teknologi Gimbal Stabilization yang tersemat pada kamera utama Vivo X50 Pro akan menyempurnakan fungsi optical image stabilization (OIS) tradisional yang sebelumnya merupakan alat mekanis tambahan untuk mendukung performa sebuah kamera.

Hadie menjelaskan bahwa teknologi built-in Gimbal Stabilization ini nantinya memungkinkan pengguna tidak perlu lagi menambahkan alat lain untuk menghasilkan bidikan kamera yang lebih stabil, seperti tripod, monopod, atau stabilizer untuk menstabilkan gambar.

Teknologi tersebut diprediksi akan menjadi tren pada industri smartphone di masa depan.

Vivo X50 Series telah mengantongi sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari Kementerian Perindustrian RI dengan nilai TKDN dalam rentang sebesar 32,66 persen hingga 33,57 persen.

Sebelumnya, Vivo mengatakan telah melakukan beragam riset pasar sebelum membawa X Series. Seri terbaru ini secara resmi menjadi professional photography flagship smartphone pertama dari Vivo untuk pasar Indonesia.

Untuk pertama kalinya Vivo memimpin pasar smartphone di Indonesia pada kuartal pertama 2020, berdasarkan laporan International Data Corporation (IDC).

Vivo mengantongi pangsa pasar antara 25 persen hingga 30 persen, meskipun pengiriman smartphone menurun akibat pandemi virus corona.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>