Di Tengah Pandemi, Wapres Minta Industri Penyiaran Tetap Beri Konten Berkualitas


Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan pidato dalam acara peluncuran Index Kerawanan Pemilu (IKP) di Jakarta, Selasa (25/2/2020). Bawaslu meluncurkan Pilkada 2020 IKP ini untuk memetakan potensi kerawanan Pilkada Serentak 2020 yang berlangsung di 270 daerah dengan fungsi antisipasi dan pencegahan dini.AKTUALITAS.ID/Munzir

AKTUALITAS.ID – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mendorong lembaga penyiaran meningkatkan kreativitas dalam menyajikan konten berkualitas. Salah satunya dengan melakukan transformasi digital. Sebab, dampak pandemi Covid-19 terasa di seluruh sektor, termasuk industri penyiaran.

Hal itu disampaikan Wapres Ma’ruf Amin pada acara Anugerah Syiar Ramadan 2020 yang diselenggarakan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui video virtual dari kediaman Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Sabtu (11/7/2020).

“Saya memberikan apresiasi kepada seluruh pelaku industri penyiaran Indonesia yang tetap bertahan dalam situasi sulit seperti sekarang ini. Bahkan beberapa pelaku industri penyiaran secara kreatif melakukan transformasi dengan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas siarannya, serta menjangkau masyarakat Indonesia hingga ke pelosok tanah air,” kata Wapres Ma’ruf Amin.

Ma’ruf Amin menegaskan, memasuki tatanan kehidupan normal baru, informasi yang relevan dan terpercaya sangat dibutuhkan dalam menjaga situasi kondusif di masyarakat.

“Dalam kondisi saat ini masyarakat memerlukan tayangan yang dapat menjadi acuan untuk tetap sehat dan produktif di tengah situasi pandemi ini,” ujar dia.

Dia pun menilai, saat ini merupakan momen tepat untuk lebih meningkatkan sinergi dan kolaborasi di antara pemegang kepentingan. Tujuannya, agar pesan mengenai tatanan kehidupan normal baru dapat tersampaikan dengan baik ke masyarakat.

“Upaya sinergis dan kolaboratif dapat dilakukan antarlembaga penyiaran, KPI Pusat dan Daerah, maupun dengan pemerintah. Utamanya diarahkan untuk mensosialisasikan berbagai informasi mengenai tatanan kehidupan normal baru kepada masyarakat luas melalui penayangan program siaran yang menarik dan mendidik sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Wapres menjelaskan, percepatan digitalisasi televisi dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, Indonesia jauh tertinggal dalam proses digitalisasi televisi sistem teresterial (frekuensi VHF/UHF dengan konten digital) dibandingkan negara-negara lain.

Kedua, proses digitalisasi televisi yang dikenal sebagai Analog Switch-Off (ASO) ini dapat menghasilkan kualitas penyiaran yang lebih efisien dan optimal. Ketiga, disrupsi teknologi membuat sektor penyiaran harus sejalan dengan perkembangan era digital.

Terakhir, frekuensi radio dapat ditata ulang dan dimanfaatkan untuk penyediaan layanan lain terutama untuk layanan internet cepat.

Dalam mempercepat digitalisasi itu, kata Wapres, berbagai upaya sedang dilakukan pemerintah. Di antaranya, penyelesaian pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informatika yang merata dan berkualitas, pengembangan SDM atau talenta digital dengan jumlah dan kualitas yang memadai serta berkelanjutan.

Selain itu, penuntasan legislasi primer bidang telekomunikasi, informatika dan pelindungan data serta penguatan kolaborasi internasional di bidang ekonomi digital dan arus data lintas negara juga tengah diupayakan.

“Sehingga sebagai agenda besar pembangunan nasional, transformasi digital di sektor penyiaran dan pers perlu kita wujudkan bersama-sama dengan bergotong royong,” tuturnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>