Usulan Pendidikan Militer ke Kampus, Pengamat: Seperti Orde Baru


Ilustrasi, Foto; Istimewa

AKTUALITAS.ID – Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menilai usulan pendidikan militer di kampus oleh Kementerian Pertahanan dapat melemahkan nalar kritis mahasiswa.

“(Pendidikan militer) itu malah menumpulkan nalar itu sendiri yang seharusnya (jadi) ruh dari mahasiswa,” kata Ubaid ketika dikonfirmasi pada Senin (17/8/2020).

Dia menuturkan rasa cinta tanah air untuk mahasiswa bukanlah dengan cara pendidikan militer yang dipaksakan, melainkan dengan dialog. Ubaid meminta pendidikan militer dibatalkan dan memberikan ruang lebih banyak kepada mahasiswa untuk berdiskusi.

Senada, Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji mengatakan usulan pendidikan militer di kampus tidak tepat dilakukan di Indonesia dan menganalogikannnya seperti Orde Baru.

“Kita tahu Orde Baru modelnya seperti itu, tidak menumbuhkan rasa cinta Tanah Air juga,” ujarnya.

Orde Baru merupakan masa pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Soeharto selama 32 tahun dan bercirikan pada militerisme. Soeharto jatuh dari kekuasaannya pada 1998 lalu.

Pada pemerintahan Soeharto juga dikenal dengan upaya dugaan manipulasi sejarah dalam pendidikan dan mengedepankan jargon pembangunan sebagai bentuk kekuasaannya. Sejumlah pihak yang menolak rencana Soeharto bakal dicap antipembangunan.

Dalam hal pembangunan, militer pun kerap kali dilibatkan oleh Soeharto.

“Jadi sebenarnya rasa cinta Tanah Air bukan seperti itu. Bukan model militerisme. Kecuali kita punya kebutuhan seperti Singapura, karena negaranya kecil mereka mewajibkan semua warga negara laki-laki wajib militer,” lanjut dia.

Dia pun meminta agar sebuah usulan pendidikan tidak digaungkan asal-asalan namun harus ada kerangka lebih dahulu dengan adanya tujuan, tahapan, hingga cara mencapainya.

Sebelumnya Kementerian Pertahanan akan menggandeng Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan pendidikan militer melalui Program Bela Negara kepada para mahasiswa.

Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan program bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap bangsa dan negara bagi generasi milenial.

“Nanti, dalam satu semester mereka bisa ikut pendidikan militer, nilainya dimasukkan ke dalam SKS yang diambil. Ini salah satu yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan,” ucapnya, Senin (17/8).

Lebih lanjut, Trenggono mengungkapkan Program Bela Negara dilakukan pihaknya untuk menumbuhkan rasa bangga milenial menjadi warga negara Indonesia.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>