Connect with us

Berita

Meski Kasus Covid Peringkat Dua Dunia, India Buka Akses Kereta

Pemerintah India kembali membuka layanan transportasi kereta yang tutup selama enam bulan di saat negaranya memiliki kasus virus corona terbanyak kedua di dunia. Di stasiun New Delhi, para penumpang terlihat duduk di gerbong kereta dan mengenakan masker. Gerbong kereta sebagian besar saat itu masih kosong. “Tidak ada masalah dalam perjalanan di metro. Jarak sosial diikuti […]

Published

on

Pemerintah India kembali membuka layanan transportasi kereta yang tutup selama enam bulan di saat negaranya memiliki kasus virus corona terbanyak kedua di dunia.

Di stasiun New Delhi, para penumpang terlihat duduk di gerbong kereta dan mengenakan masker. Gerbong kereta sebagian besar saat itu masih kosong.

“Tidak ada masalah dalam perjalanan di metro. Jarak sosial diikuti dan orang menggunakan masker,” kata seorang penumpang bernama Deepak Khumar yang hendak pergi ke New Delhi kepada AFP, Senin (7/9).

Dia pun menilai langkah yang dilakukan pemerintah India telah tepat.

“Agar hidup kita dapat terus berjalan, kita harus keluar dari rumah. Jadi ini langkah yang baik dari pemerintah,” ujarnya.

Aktivasi kembali kereta di India terjadi di tengah fakta negeri dengan lebih 1 miliar penduduk tersebut tercatat terus menerus alami lonjakan kasus positif corona.

Paling anyar, Kementerian Kesehatan India mencatat hanya dalam waktu 24 jam pada Senin (7/9) lebih dari 90 ribu orang telah terinfeksi virus.

Sementara itu, secara keseluruhan kasus positif corona di India kini telah mencapai angka 4,2 juta, selisih 2 juta angka dari Amerika Serikat yang berada di posisi pertama.

Kendati masih berada di posisi kedua, beberapa ahli memprediksi India sangat mungkin melampaui jumlah kasus AS.

Hal itu atas dasar kecurigaan kepada pemerintah yang tidak menguji cukup banyak orang dan tidak mencatat jumlah kematian akibat virus corona dengan benar.

Ahli virologi Shahid Jameel, yang mengepalai Wellcome Trust/DBT India Alliance, mengatakan faktor kunci yang harus diperhatikan adalah tingkat pertumbuhan infeksi.

“Selama dua pekan terakhir, rata-rata telah berpindah dari sekitar 65.000 kasus per hari menjadi sekitar 83.000 kasus per hari, itu meningkat sekitar 27 persen selama dua minggu atau sekitar dua persen per hari,” ucapnya.

Otoritas India sendiri dilaporkan telah menguji rata-rata lebih dari 10 juta orang per hari, dengan rencana untuk meningkatkannya lebih jauh.

Dewan Penelitian Medis India, badan ilmiah yang memimpin tanggapan pemerintah merevisi kriteria pengujian yang memungkinkan siapa pun mendapatkan tes tanpa surat dokter, namun menurut Jamel langkah itu sudah lewat waktunya.

“Ini akan mengungkap lebih banyak orang tanpa gejala, yang merupakan sumber sebenarnya dari perluasan ini di India. Harus ada lebih banyak pengujian di distrik dan desa pedesaan, karena lebih dari dua pertiga kasus berasal dari sana,” katanya.

Trending

Exit mobile version