Perang Hari Kedua Armenia-Azerbaijan, Korban Tewas Bertambah


Bentrokan meletus antara Armenia dan Azerbaijan terkait sengketa wilayah Nagorno-Karabakh [Screengrab / Al Jazeera] /

Korban tewas hari kedua perang antara Armenia dengan Azerbaijan dilaporkan kembali bertambah. Pihak separatis mengklaim lebih dari 15 pejuang mereka tewas dalam bentrokan tersebut. Laporan tersebut menjadikan korban tewas menjadi 39 orang dari kedua pihak.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia, Shushan Stepanyan mengklaim ada puluhan tentara Azerbaijan tewas dalam pertempuran tersebut. Namun dari pihak Azerbaijan belum mengumumkan jumlah korban.

Mengutip AFP, hingga saat ini kedua pihak saling tuduh sebagai pemicu konflik.

Pejabat kedua negara membenarkan adanya bentrokan yang terus terjadi hingga Senin (28/9). Bentrokan yang pertama kali terjadi pada Minggu (27/9) dini hari di sepanjang garis depan Nagorny Karabkh, wilayah etnis Armenia yang memisahkan diri dari Azerbaijan.

Pejabat militer Armenia mengatakan pasukan Azerbaijan terus menyerang posisi pemberontak menggunakan artileri berat. Di sisil lain, kementerian pertahanan Azerbaijan menuding pasukan separatis melepaskan tembakan dengan menyasar sipil di kota Terter.

Armenia dan Azerbaijan dalam beberapa dekade terakhir telah terlibat dalam konflik sengketa wilayah Nargorny Karabakh. Wilayah tersebut mendeklarasikan kemerdekaannya setelah perang pada awal 1990-an setlah kehilangan 30 ribu nyawa.

Namun deklarasi kemerdekaan tersebut tidak mendapat pengakuan dari negara mana pun. Komunitas internasional hingga saat ini menganggap wilayah itu sebagai bagian dari Azerbaijan.

Para pemimpin dunia telah mendesak tiap pihak untuk berdamai. Pertempuran dikhawatirkan dapat meluas dan menarik kekuatan regional seperti Rusia dan Turki.

Setidaknya Prancis, Jerman, Italia, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia telah mendesak gencatan senjata.

Menteri Luar Negeri Rusia saat ini dilaporkan tengah melakukan kontak intensif dengan kedua pihak untuk menstabilkan situasi. Senada, Perdana Menteri Albania, Edi Rama selaku ketua Organisasi untuk Keamanan dan Kerja sama di Eropa, meminta kedua pihak untuk menghentikan pertempuran.

Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif menyerukan agar permusuhan antara kedua negara segera diakhiri. Iran, negara yang berbatasan langsung dengan Azerbaijan juga mendesak kedua pihak untuk melakukan dialog perdamaian.

“Kami menyerukan diakhirinya segera permusuhan dan mendesak dialog untuk menyelesaikan perbedaan. Tetangga kami adalah prioritas kami dan kami siap memberikan layanan yang baik untuk memungkinkan pembicaraan,” ucapnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>