Liput Demo Mahasiswa di Polresta Samarinda, Wartawan Diduga Diintimidasi Polisi


Stop Kekerasan Wartawan

AKTUALITAS.ID – Lima jurnalis di Samarinda, Kalimantan Timur, diduga diintimidasi oknum polisi saat meliput demo mahasiswa di Polresta Samarinda. Aksi demonstrasi ini buntut dari ditangkapnya sejumlah mahasiswa saat unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di DPRD Kalimantan Timur.

Peristiwa intimidasi terjadi sekira pukul 22.00 WITA, Kamis (8/10) malam, di depan pagar Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi. Kelima jurnalis itu adalah Yuda Almerio (IDNtimes), Samuel (Lensa Borneo), Faisal (Koran Kaltim), Kiky (Kalimantan TV), serta Mangir (diswaykaltim).

Semula, polisi membubarkan aksi demo simpatik mahasiswa dengan membakar lilin di trotoar depan Mapolresta. Keributan tidak terhindarkan saat polisi membubarkan aksi tersebut. Jurnalis mengabadikan momen itu menggunakan peralatan peliputan.

Samuel, dijambak seorang pria diduga polisi. Setelah memperlihatkan tanda pengenal pers, dia pun dilepaskan. Mangir, juga mengalami hal yang sama. Kakinya diinjak saat mengabadikan momen demo dibubarkan. Demikian juga dialami Faisal, saat mengabadikan momen itu.

“Saat sedang merekam, salah satu oknum berbadan besar mengenakan jaket putih dan hitam, menggunakan masker berjalan mendekati saya sambil membungkuk. Setelah itu membelakangi saya dan menginjak kaki kanan saya,” kata Mangir, melalui kronologi tertulis kepada merdeka.com, Jumat (9/10).

“Memangnya kenapa kalau wartawan?” seru petugas saat kejadian, setelah diberitahu bahwa yang diduga dijambak dan diinjak kakinya itu adalah wartawan.

Yuda, datang melerai situasi itu setelah melihat oknum diduga polisi meminta menghapus rekaman Mangir. Dada Yuda pun sempat ditunjuk oknum diduga polisi, sambil meminta pemberitaan jangan yang jelek.

“Setelah saya mematikan rekaman, teman-teman wartawan langsung membelakangi saya. Dan itu, ada salah satu oknum mengatakan untuk meminta kami tidak melakukan perekaman,” ujar Mangir.

Usai peristiwa itu, sejumlah jurnalis yang diduga diintimidasi itu, diminta masuk ke dalam kantor Polresta untuk berbicara terkait peristiwa tersebut. Namun, wartawan memilih pergi meninggalkan Polresta.

Polisi Meminta Maaf

Ditemui di kantornya, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman, tidak membantah insiden di depan Polresta itu. Dia menduga, personelnya menyangka wartawan adalah salah satu dari sumber keributan itu.

“Itu kondisinya gelap ya. Saya mencari tahu siapa anggota itu. Tapi kalau dari laporan anggota, mereka tidak ada yang melakukan pemukulan. Tapi kalau memang ada, nanti tolong sampaikan ke saya,” kata Arif.

“Terlepas itu kami sebagai manusia biasa, tentunya meminta maaf apabila ada tindakan kami yang di luar kemanusiaaan ataupun di luar garis tugas pokok kami. Saya yakin teman-teman dari kepolisian, pasti tidak ada yang mempunyai maksud untuk melukai rekan-rekan wartawan. Jangan sampai akibat kejadian seperti ini hubungan antara insan pers dengan kepolisian menjadi renggang. Jika terbukti, kami tindak secara tindakan disiplin,” tegas Arif.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>