Gara-gara Kehabisan Uang, AirAsia X Setop Layanan di Indonesia


Air Asia, Foto: Istimewa

AKTUALITAS.ID – Maskapai penerbangan bertarif rendah asal Malaysia, AirAsia X Bhd, menyatakan berencana mengakhiri layanan penerbangannya di Indonesia. Langkah efisiensi tersebut diambil demi bertahan di tengah pandemi covid-19.

Dalam wawancara dengan media Malaysia The Star, Deputy Chairman AirAsia X Lim Kian Onn menyebut bahwa pihaknya telah kehabisan uang dan perlu mengumpulkan hingga 500 juta ringgit atau setara US$120 juta untuk kembali memulai penerbangan.

Afiliasi Grup AirAsia yang berbasis di Malaysia mengatakan bahwa pada bulan ini pihaknya akan merestrukturisasi utang senilai 63,5 miliar ringgit atawa US$15,3 miliar. Selain itu, perusahaan juga akan memangkas 90 persen dari modal saham demi bertahan.

“Kami kehabisan uang. Tentu bank tidak akan memberikan pembiayaan tanpa pemegang saham, baik lama maupun baru, menyuntik ekuitas baru. Jadi, prasyaratnya adalah ekuitas baru,” kata Lim seperti dikutip dari The Star, pada Senin (19/10).

Lebih lanjut, ia juga mengatakan maskapai bagian dari grup AirAsia ini memiliki liabilitas sebesar 2 miliar ringgit. Jika diakumulasikan dengan tagihan pembayaran sewa untuk 8 tahun-10 tahun ke depan, pemesanan pesawat Airbus, dan kontrak perawatan mesin dengan Rolls-Royce, utang perusahaan dinyatakan sebesar 63,5 miliar ringgit.

“Jika kami memiliki 300 juta ringgit dalam ekuitas baru, maka dana pemegang saham adalah 300 juta pada saat memulai kembali bisnis dan jika kami dapat meminjam 200 juta ringgit, kami merasa bahwa kami akan memiliki platform yang baik untuk memulai dari awal lagi,” imbuh Lim.
Lihat juga: Bos AirAsia Tony Fernandes Bikin SuperApp Saingi Gojek

Dia mengatakan AirAsia X juga perlu meyakinkan penyewanya (lessor) soal rencana bisnis tersebut. Dia juga menambahkan bahwa lessor yang tidak disebutkan namanya baru-baru ini mengambil kembali salah satu pesawat maskapai untuk diubah menjadi kapal barang.

Lim menyebut bahwa negosiasi yang dilakukannya dengan pihak peminjam tak semudah yang dibayangkan. Meski memberikan persyaratan yang lebih mudah, termasuk menggratiskan ekuitas untuk utang yang dihapuskan, namun persyaratan tetap mustahil untuk dipenuhi oleh pihaknya.

Kendati demikian, Lim tetap ingin benar-benar mencari cara agar maskapainya dapat tetap beroperasi. “Tidak ada pihak yang diuntungkan dari kebangkrutan kami,” katanya.

Maskapai berencana untuk melanjutkan penerbangan pada kuartal pertama 2021 meski prosesnya tetap “dinamis”, kata Lim. Jika rencana penyelamatan mendapat persetujuan, perusahaan harus menegosiasikan kembali setiap kontrak dan akan melakukan yang terbaik untuk menjaga kepentingan semua pemangku kepentingan, katanya.

Melansir berbagai sumber, sebelum berhenti beroperasi di Indonesia, AirAsia X sempat melayani penerbangan dari dan ke Denpasar-Melbourne, Australia; Denpasar-Tokyo, Jepang; Denpasar-Mumbai, India; dan Denpasar-Taipei, Taiwan.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>