Satgas Covid-19 Klaim 96,59 Persen Pemilih Patuh Memakai Masker


Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah. (Dok Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)

AKTUALITAS.ID – Meski ada sejumlah pelanggaran protokol kesehatan, Satgas Covid-19 mengklaim tingkat kepatuhan pemakaian masker dan menjaga jarak ada di atas 90 persen.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan tingkat kepatuhan pemilih untuk memakai masker saat hari pencoblosan pilkada 2020 mencapai 96,59 persen.

Angka itu didapatkan berdasarkan hasil monitoring kepatuhan protokol kesehatan saat pelaksanaan pilkada terhadap lebih dari 227 ribu orang di 34 ribu titik.

“Ini laporan dari pemilih yang melaksanakan pikada, di mana perilaku untuk menggunakan masker kepatuhannya di angka 96,59 persen kemudian menjaga jarak ini laporan yang kami terima adalah 91,46 persen,” kata Dewi dalam Konferensi pers monitoring pelaksanaan pilkada di Youtube BNPB, Rabu (9/12/2020).

Ia menjelaskan provinsi dengan kepatuhan menggunakan masker paling tinggi yakni Sulawesi Tenggara, yang mencapai 100 persen. Sementara Provinsi dengan kepatuhan terendah adalah Papua, sebesar 80,95 persen.

“Untuk menjaga jarak, range-nya juga dimulai dari 100 persen di Sulawesi Utara sampai dengan yang ujung ini di Papua terakhir 64,73 persen,” ucap Dewi.
Lihat juga: Pilkada 2020, Kasus Kematian Covid Tembus Rekor 171 Orang

Masih berdasarkan hasil pemantauan, ia menjelaskan hingga siang hari sudah ada 128.094 pemilih pada Pilkada 2020 yang mendapat teguran karena tidak menerapkan protokol kesehatan dengan benar.

“Daerah yang paling banyak diingatkan di Sumatera Utara, Bali, ketiga Riau, dan keempat Jawa Timur,” ucap dia.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyatakan jika merujuk data yang dipaparkan itu, tak ada perbedaan tren perkembangan Covid-19 antara daerah yang melakukan pilkada dengan daerah yang tidak menggelar pilkada.

“Bahkan di daerah yang tidak ada pilkada itu justru Covid-19 juga besar, memang di daerah yang ada pilkada, perkembangan yang terinfeksi ada yang besar juga. Jadi sebenarnya tidak ada kaitan antara membesarnya terinfeksi Covid-19 dengan penyelenggaran Pilkada, seperti data yang kita lihat tadi,” kata dia.

Sebelumnya, berdasarkan pemantauan CNNIndonesia.com, sejumlah kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan terjadi di kerumunan Pilkada Tangsel, di beberapa TPS di Depok, hingga Pilkada Medan.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>