Gara-gara PSBB, Pemerintah ‘Hemat’ Subsidi BBM


Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara

AKTUALITAS.ID – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut realisasi belanja subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih ‘hemat’ di APBN per 30 November 2020. Hal ini terjadi karena dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tengah pandemi virus corona atau covid-19.

Tercatat, realisasi belanja subsidi BBM dan LPG baru mencapai Rp37 triliun per akhir bulan lalu atau 90 persen dari pagu sebesar Rp41,1 triliun. Realisasi subsidi BBM & LPG terkontraksi 52,9 persen dari Rp78,6 triliun bila dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama.

“Subsidi BBM lebih rendah dipengaruhi penurunan (konsumsi) volume solar karena PSBB,” ujar Suahasil dalam konferensi pers virtual APBN KiTa, Senin (21/12).

Suahasil mencatat realisasi konsumsi volume solar hanya mencapai 11,91 juta kiloliter (kl). Sementara tahun lalu, jumlahnya mencapai 13,85 juta kl.

Selain efek pandemi, ia mengungkapkan realisasi belanja subsidi BBM juga rendah karena ada perubahan kebijakan subsidi tetap solar dari Rp2.000 per liter menjadi Rp1.000 per liter.

“Tapi subsidi LPG sudah mencapai 100 persen yang dipengaruhi perkembangan realisasi harga produk LPG,” terang dia.

Berbanding terbalik, realisasi subsidi listrik justru membengkak 14,6 persen dari Rp45 triliun pada November 2019 menjadi Rp51,6 triliun pada November 2020.

Hal ini terjadi karena pemerintah memberikan insentif diskon dan gratis listrik kepada masyarakat di tengah pandemi.

“Subsidi listrik lebih tinggi karena termasuk realisasi diskon listrik rumah tangga dan UMKM Rp9,7 triliun,” katanya.

Secara total, realisasi belanja subsidi energi mencapai Rp88,6 triliun per akhir bulan lalu atau 92,6 persen dari pagu Rp95,6 triliun. Realisasinya terkontraksi 28,3 persen dari Rp123,6 triliun pada November 2019.

Sementara, realisasi belanja subsidi non-energi justru meningkat 13,3 persen dari Rp54,2 triliun menjadi Rp61,4 triliun. Sumbangan terbesar datang dari realisasi belanja subsidi pupuk yang sudah mencapai Rp26,4 triliun atau 107,6 persen dari pagu Rp24,5 triliun.

Subsidi pupuk merupakan salah satu bantuan pemerintah kepada petani di tengah pandemi, sehingga realisasinya lebih cepat. Kendati begitu, realisasi belanja subsidi pupuk sejatinya terkontraksi 9,9 persen dari Rp29,3 triliun pada November 2019.

Sedangkan realisasi subsidi PSO mencapai Rp2,5 triliun atau 51,4 persen dari pagu Rp4,9 triliun. Realisasinya juga terkontraksi 13,2 persen dari tahun lalu Rp2,9 triliun.

“Subsidi PSO PT KAI lebih rendah karena penurunan jumlah penumpang dan adanya kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang membatalkan sejumlah perjalanan kereta api guna mencegah penyebaran covid-19,” jelasnya.

Di sisi lain, Kementerian Keuangan turut mencatat realisasi subsidi bunga kredit dari pemerintah sebesar Rp22,1 triliun atau 40,2 persen dari pagu Rp55,1 triliun dan subsidi pajak Rp10,4 triliun atau 86,8 persen dari pagu Rp11,9 triliun. Realisasi subsidi bunga melonjak 92 persen dan subsidi pajak minus 1 persen.

“Tapi realisasi subsidi bunga UMKM sampai dengan November 2020 Rp4 triliun, ini lebih rendah dikarenakan tidak lengkapnya NIK yang menjadi unique key untuk verifikasi SIKP,” pungkasnya.

Secara total, realisasi belanja subsidi pemerintah di APBN 2020 mencapai Rp150 triliun atau 78,1 persen dari pagu Rp192 triliun. Realisasinya minus 15,6 persen dari tahun lalu Rp177,8 triliun.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>