Connect with us

Berita

BMKG Prediksi Hujan Ringan-Sedang di Jabodetabek Selama Satu Minggu Depan

AKTUALITAS.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang akan turun di Jabodetabek selama satu minggu ke depan, yakni pada 1-7 Februari 2021. Hujan diprediksi turun pada malam hingga dini hari, serta siang dan sore hari. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan, pada 1-3 Februari secara umum curah hujan […]

Aktualitas.id -

AKTUALITAS.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang akan turun di Jabodetabek selama satu minggu ke depan, yakni pada 1-7 Februari 2021. Hujan diprediksi turun pada malam hingga dini hari, serta siang dan sore hari.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan, pada 1-3 Februari secara umum curah hujan di wilayah Jabodetabek ringan. Namun pada 3-4 Februari Bogor berpotensi hujan lebat.

“Kemudian pada 3 Februari sudah ada hujan sedang, namun Bogor berpotensi hujan lebat,” kata Guswanto dalam agenda pemaparan ‘Perkembangan Perubahan Cuaca Wilayah Jabodetabek ke Depan dan Peringatan Dini Cuaca’, Minggu (31/1/2021).

Berdasarkan analisis data normal, Guswanto menuturkan prediksi puncak musim hujan di Jakarta terjadi pada Januari dasarian III hingga Februari dasarian I dengan akumulasi sekitar 140 mm/ bulan. Dasarian adalah perhitungan waktu tiap 10 hari.

Sementara untuk wilayah Jawa Barat (termasuk Depok dan Bogor), puncak musim hujan terjadi pada periode yang sama dengan akumulasi hujan bulanan tinggi, yakni lebih dari 140 mm/ bulan.

“Namun, perlu diperhatikan curah hujan lebat, sangat lebat maupun ekstrem itu tidak langsung identik jadi banjir. Ada faktor lain yaitu daya dukung dan daya tampung lingkungan. Itulah yang mungkin perlu dipahami lebih jauh,” terang dia.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan periode ulang peristiwa La Nina maupun El Nino saat ini semakin cepat jangka waktunya, yakni sekitar 2-3 tahun.

“Yang menarik adalah kejadian ini, periode ulangnya untuk tahun 1950 sampai 1980, kami mencatat periode ulangnya 5-7 tahun. Namun kemudian setelah 1981 sampai saat ini, periode ulangnya itu semakin pendek yang tadi 5-7 tahun, saat ini 2-3 tahun,” terang Dwikorita.

“Semakin sering setiap 2-3 tahun terjadi fenomena ekstrem seperti El Nino yaitu kekeringan yang ekstrem dan La Nina yaitu musim hujan basah yang panjang,” lanjutnya.

Berdasarkan pada data di atas, ia meminta agar seluruh masyarakat mewaspadai potensi bencana yang terjadi. Terlebih, lanjut dia, potensi yang terjadi tidak hanya bencana hidrometeorologi saja.

“Kami mengimbau agar kita tetap terus mewaspadai potensi multibencana hidrometeorologi, gempa bumi dan tsunami, namun tidak panik. Caranya, terus memonitor perkembangan informasi cuaca perkembangan dini dari BMKG,” pungkasnya.

TRENDING

Exit mobile version