Kasus Pembunuhan Pakar Nuklir, Iran Curigai Orang Dalam


Mohsen Fakhrizadeh. ©Reuters

Intelijen Iran mencurigai ada keterlibatan anggota angkatan bersenjata dalam kasus pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh pada 27 November 2020.

Menurut keterangan Menteri Intelijen Iran, Mahmoud Alavi, anak buahnya sudah menyampaikan informasi kepada angkatan bersenjata terkait rencana pembunuhan terhadap Fakhrizadeh dua bulan sebelum peristiwa itu terjadi. Akan tetapi, lanjut dia, angkatan bersenjata Iran tidak juga menerapkan tindakan pencegahan seperti menambah pengamanan atau mengacak jadwal perjalanan korban.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi setempat yang dikutip Middle East Monitor, Kamis (11/2), Alavi mengatakan rincian rencana pembunuhan terhadap Fakhrizadeh juga disampaikan kepada militer lima hari sebelum kejadian.

Akan tetapi, karena Fakhrizadeh bekerja untuk militer, maka badan intelijen tidak bisa terlalu ikut campur dalam hal itu.

“Kami sudah meminta kepada militer untuk menunjuk perwakilan untuk menyelidiki potensi serangan terhadap Fakhrizadeh, tetapi pembunuhan itu terjadi sebelum mereka mengutus perwakilan,” kata Alavi.

Maka dari itu, menurut Alavi, mereka mencurigai ada keterlibatan orang dalam untuk membiarkan peristiwa itu terjadi.

Sebab menurut Alavi, badan intelijen tidak mendapatkan informasi rinci kapan dan di mana serangan terhadap Fakhrizadeh terjadi.

Bertolak belakang dengan Alavi, pejabat pemerintah Iran mengatakan seseorang yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan Fakhrizadeh kabur ke luar negeri beberapa hari sebelum peristiwa itu terjadi.

Pada 8 Desember 2020, Sekretaris Ketua Parlemen Iran, Hossein Amir-Abdollahian, menyatakan aparat keamanan berhasil menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan Fakhrizadeh.

Fakhrizadeh dibunuh saat melintas dengan kendaraan di luar ibu kota Teheran. Saat itu dia dikawal oleh sebelas ajudan.

Komandan Korps Garda Revolusi Iran, Laksamana Muda Ali Fadavi, menyatakan Fakhrizadeh dibunuh dengan senjata mesin khusus yang dikendalikan dari jarak jauh dengan dipandu sistem satelit.

Menurut Fadavi, senapan mesin itu diarahkan tepat ke wajah Fakhrizadeh dan melepaskan 13 kali tembakan.

Iran menuduh Badan Intelijen Israel (Mossad) dan kelompok Mujahidin Rakyat Iran (MEK) menjadi dalang serangan itu. Stasiun televisi pemerintah Iran, Press TV, menyatakan aparat menemukan senjata buatan Israel di lokasi kejadian.

Menurut Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami, Fakhrizadeh menjabat sebagai wakil menteri dan Kepala Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (SPND), yang fokus mengembangkan senjata nuklir.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Fakhrizadeh mengepalai lembaga yang melakukan penelitian program senjata nuklir. Namun, hal itu selalu dibantah oleh pemerintah Iran.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>