Takut Dipakai Buat Intai, China Larang Mobil Tesla Masuk Objek Vital


Foto: tesla.com

Angkatan Bersenjata China melarang mobil Tesla masuk ke objek atau pangkalan militer mereka, seperti kantor dan perumahan.

Mereka khawatirkan mobil listrik buatan Amerika Serikat bisa dipakai untuk mengintai lewat sejumlah sensor dan fitur kamera sebagai pengganti kaca spion.

Militer China pun mewajibkan pengguna mobil Tesla memarkir kendaraan mereka di luar kawasan militer.

Selain di properti militer, mobil Tesla juga tidak diperkenankan berada di kawasan perusahaan milik negara di sektor tertentu dan badan-badan utama, karena dinilai riskan mengalami kebocoran data. Kendati begitu belum jelas apakah larangan ini juga akan berlaku di properti atau wilayah lain.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (20/3), hingga kini belum ada tanggapan resmi dari Kementerian Pertahanan China. Pembatasan diduga muncul usai pejabat senior China dan AS mengadakan pertemuan di Alaska.

Pertemuan ini merupakan tatap muka pertama sejak AS dipimpin Presiden Joe Biden. Pejabat AS datang setelah pemerintah China meninjau keamanan mobil Tesla.

Hasilnya, ditemukan sensor pada mobil Tesla yang bisa merekam gambar visual dari lokasi sekitarnya. Tak hanya itu, sensor juga bisa memperlihatkan siapa yang ada di dalamnya. Namun belum diketahui apakah hal ini akan menambah ketegangan antara AS dan China atau tidak.

CEO Tesla Elon Musk mengungkapkan kamera memang sengaja terpasang sebagai fitur tambahan yang diharapkan menambah daya saing mobil. Kamera juga bisa digunakan untuk keamanan pribadi pemiliknya.

Bahkan bukan cuma Tesla yang melakukannya, pabrikan China juga disebut memiliki fitur kamera dan sensor pada mobil mereka. Selain itu, data yang didapat bisa dikembangkan untuk riset kemudi otonom.

“Itu ada saat kami mulai bersaing dengan Uber, Lyft, dan orang-orang mengizinkan mobil mereka menghasilkan uang untuk mereka sebagai bagian dari armada otonomi bersama Tesla. Jika seseorang mengacaukan mobil Anda, Anda dapat memeriksa videonya,” jelas Musk.

Lebih lanjut, larangan dari China langsung menumbangkan pergerakan saham Tesla sekitar 2 persen pada perdagangan Jumat (19/3) kemarin. Padahal, saham perusahaan orang terkaya kedua di dunia itu, berhasil naik delapan kali lipat pada 2020.

Tesla sendiri telah menjual 147.445 mobil di China. Mobil asal negeri Paman Sam itu bersaing dengan produk lokal, seperti Nio Inc dan Geely.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>