Anies Wacanakan Kembalikan Nama Kota Tua Menjadi Batavia


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi menetapkan Kawasan Wisata Kota sebagai kawasan rendah emisi atau low emission zone (LEZ) mulai Senin (8/2).

AKTUALITAS.ID – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka wacana untuk mengembalikan nama Kota Tua menjadi Batavia. Nama Batavia diketahui merupakan pemberian Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tahun 1621.

Hal tersebut disampaikan Anies saat memberikan pidato dalam acara penandatanganan Pembentukan Joint Venture Kota Tua – Sunda Kelapa terkait revitalisasi kawasan tersebut, Rabu (28/4).

“Sepanjang acara, saya tergelitik dengan tulisan Batavia di sebelah podium ini. Mengapa tidak nama Kota Tua kita kembalikan menjadi Batavia? Batavia mempunyai sejarah panjang,” ujar Anies.

Menurut Anies, jika mengetik kata ‘batavia’ di mesin pencarian Google, maka akan muncul link-link menarik berbahasa Inggris, Belanda dan Indonesia, berlatar abad 16-18. Ia pun mempersilakan tim joint venture melakukan studi kelayakan lebih lanjut untuk memutuskan.
Lihat juga: Jan Pieterszoon Coen dan Kisah Para Tionghoa Pertama Batavia

Anies menegaskan, revitalisasi Kota Tua ini juga bukan barang baru, karena hal ini sudah berlangsung sejak Gubernur Ali Sadikin. Namun, upaya transformasi Kota Tua kali ini berbeda. Cara baru tersebut adalah dengan kolaboratif, masif dan terstruktur.

“Kolaboratif, melibatkan banyak pihak, pusat, daerah, swasta, UKM, dan pakar. Masif, yang dikelola bukan sejumlah bangunan saja, tetapi kawasan seluas 240 hektar dari Sunda Kelapa, hingga Kota Tua,” jelas Anies.

“Terstruktur, melalui pembentukan JV yang diberi banyak fleksibilitas dan otoritas untuk mengelola,” ujarnya menambahkan.

Anies menjelaskan, pihaknya memanfaatkan masa lalu bukan untuk bernostalgia, tetapi untuk menciptakan peluang ekonomi sekaligus memberi kesempatan bagi generasi mendatang untuk belajar, sehingga pengembangan Kota Tua tetap mengangkat masa lalu, tetapi tetap berorientasi ke masa mendatang.

Lebih lanjut, Anies menegaskan bahwa tidak ingin menjadikan Kota Tua sebagai destinasi wisata semata, tetapi juga sebagai ekosistem ekonomi yang dinamis yang menarik orang untuk berkarya.

“Ada kehidupan di Kota Tua, dan kehidupan itulah yang menarik wisatawan untuk datang,” paparnya.

Ia ingin, revitalisasi Kota Tua nantinya memiliki narasi, ciri, dan keunikan tersendiri. Oleh karena itu, menurut dia, butuh dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan itu semua.

Pertama dukungan dari Kementerian BUMN dalam berbagai bentuk, termasuk ikut mendorong BUMN merevitalisasi asetnya, mendorong akses pendanaan baik government maupun non government, serta mengoptimalkan peran ITDC untuk mengembangkan Kota Tua dan Sunda Kelapa. Kemudian, ia juga memohon dukungan dari Kementerian Pariwisata untuk ikut mempromosikan Kota Tua, dan menjadikannya hadir dalam kalender even nasional maupun dunia.

Selain itu, butuh dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agar narasi tentang Kota Tua diangkat dalam khazanah sejarah dan budaya Indonesia. Anies juga mengharapkan dukungan dari Bank Indonesia, agar program-program UKM BI, serta berbagai program digitalisasi keuangan bisa diterapkan di Kota Tua.

Tak lupa Anies juga meminta dunia usaha dan para pemilik properti di kawasan, untuk terus berinvestasi dan mengembangkan ekonomi kawasan selaras dengan narasi besar Kota Tua – Sunda Kelapa.

“Tanpa peran swasta, Pemerintah tidak bisa apa-apa. Ibarat naik perahu, you do the rowing, the government do the steering.

Pemda DKI akan memfasilitasi dengan berbagai regulasi, anggaran, pemikiran, pelibatan institusi Pemda dan pemanfaatan aset BUMD/Pemda untuk menjamin sukses transformasi Kota Tua dan Sunda Kelapa,” pungkasnya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>