Genjot Produksi Energi Hijau, ESDM Siapkan Dua Skenario


Ilustrasi@Istimewa

AKTUALITAS.ID – Kementerian ESDM menyiapkan dua skenario untuk menggenjot produksi energi hijau pada 2021-2060. Skenario ini dibuat agar kebutuhan atau permintaan energi masyarakat bisa terpenuhi dengan sumber energi yang lebih bersih.

“Ini skenario bagaimana kita men-generated untuk memenuhi demand di depan dengan energi yang lebih bersih,” ujar Rida dalam konferensi pers virtual, Jumat (4/6).

Skenario pertama, pemerintah akan pensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) sesuai usai produktivitasnya. Asumsinya, penggunaan PLTU akan pensiun pada 2058 dan PLTGU pada 2054.

“Artinya sesuai berakhirnya masa kontraknya,” imbuhnya.

Dengan skenario ini, nantinya tidak ada lagi tambahan PLTU, kecuali telah memasuki masa kontrak atau terlanjur konstruksi. Sementara untuk tambahan pembangkit tenaga listrik berbahan fosil atau batu bara, rencananya tidak ada lagi setelah 2030.

Bersamaan dengan rencana ini, pemerintah mencanangkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mulai 2040.

Skenario kedua, skemanya tidak berbeda jauh, yaitu PLTU pensiun pada 2058 dan PLTGU pada 2054. Begitu juga dengan kebijakan tidak ada lagi tambahan PLTU baru kecuali telah kontrak atau konstruksi.

Tapi, untuk pembangkit listrik tenaga fosil masih diperbolehkan melakukan penambahan. Hanya saja, harus menggunakan teknologi Carbon Capture Storage (CCS), sehingga bisa mengurangi emisi.

“PLTGU dengan CCS mulai 2031 dan IGCC CCS mulai 2038,” terangnya.

Skenario ini juga menyertakan pembangunan PLTN pada 2040. Lalu, ditambahkan lagi pembangunan pada 2051.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>