Dengan Suara Bulat, Antonio Guterres Kembali Jabat Sekjen PBB


Sekjen PBB Antonio Guterres./AP/Salvatore Di Nolfi

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dengan suara bulat memilih kembali Antonio Guterres sebagai sekretaris jenderal. Hal ini pun membuat Guterres kembali menjabat sebagai Sekjen PBB untuk kedua kalinya.

Dilansir ABC News, Jumat (18/6/2021), Guterres terpilih secara aklamasi, tanpa pemungutan suara. Terpilihnya kembali Guterres untuk memimpin organisasi yang beranggotakan 193 negara itu pun disambut tepuk tangan para duta besar.

Tepat sebelum pengumuman, Duta Besar Estonia untuk PBB Sven Jurgenson, Presiden Dewan Keamanan saat ini, membacakan resolusi yang diadopsi oleh 15 anggota dewan yang merekomendasikan Guterres untuk masa jabatan kedua. Merujuk Piagam PBB, Majelis Umum menunjuk sekretaris jenderal atas rekomendasi Dewan Keamanan.

Guterres adalah satu-satunya kandidat yang dinominasikan oleh negara anggota PBB, negara asalnya Portugal di mana ia sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri, dan presiden negara itu saat ini, Marcelo Rebelo de Sousa, berada di ruang majelis untuk menonton acara tersebut.

Segera setelah terpilih kembali, Guterres mengambil sumpah jabatan dan menyampaikan pidato yang mendesak negara-negara anggota PBB untuk melakukan segala hal guna mengatasi perpecahan geostrategis saat ini dan hubungan kekuasaan yang disfungsional.

“Terlalu banyak asimetris dan paradoks. Mereka harus ditangani secara langsung,” kata Guterres.

Dia berjanji memberikan segalanya untuk memastikan berkembangnya kepercayaan antara dan di antara negara-negara, besar dan kecil, untuk membangun jembatan dan untuk terlibat tanpa henti dalam membangun kepercayaan.

Dia juga berjanji untuk berusaha memberikan harapan bahwa kita dapat membalikkan keadaan, bahwa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Secara tradisional, kandidat untuk jabatan tertinggi PBB dinominasikan oleh negara anggota PBB, tetapi itu bukan persyaratan dalam Piagam PBB atau dalam resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum pada tahun 2015.

Langkah itu membuat pemilihan sekretaris jenderal yang sebelumnya sebagian besar tertutup menjadi lebih terbuka dan transparan. Yang kemudian memungkinkan negara-negara anggota untuk pertama kalinya melihat informasi dasar tentang semua kandidat, termasuk resume mereka, dan menanyai mereka pada sesi terbuka.

Guterres, sebelumnya dipilih oleh majelis untuk menggantikan Ban Ki-moon setelah persaingan sengit dan transparan pada Oktober 2016 yang awalnya memasukkan 13 kandidat — tujuh perempuan dan enam laki-laki. Guterres mulai menjabat pada 1 Januari 2017.

Tahun ini, tujuh orang mengajukan aplikasi untuk menjadi sekretaris jenderal tanpa dukungan dari pemerintah mana pun. Termasuk yang terbaru adalah mantan Presiden Ekuador Rosalia Arteaga.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>