Imbas Merebak Penularan Corona, Thailand Berlakukan Pembatasan


Thailand mengumumkan pembatasan baru yang berlaku di sekitar ibu kota dalam upaya untuk mengatasi wabah virus corona terburuk di negara itu.

Pengumuman ini disampaikan Minggu (27/6) dan mulai berlaku efektif Senin (28/6) selama 30 hari mendatang.

Menurut dokumen yang diterbitkan dalam lembaran kerajaan, pemerintah melarang warga untuk makan di restoran di Bangkok, dan lima provinsi sekitarnya dalam pembatasan baru ini.

Disebutkan juga pusat perbelanjaan di Bangkok dan lima provinsi harus ditutup pada pukul 9 malam, dan pesta atau perayaan, atau kegiatan yang melibatkan pertemuan lebih dari 20 orang akan dilarang untuk durasi yang sama, kata dokumen itu.

Selain itu, lokasi konstruksi di enam area akan ditutup dan kamp pekerja akan ditutup untuk menampung cluster mereka yang terinfeksi Covid-19. Sebab, diseluruh kawasan itu terdapat 575 lokasi kamp pekerja yang dihuni sekitar 81.000 orang.

Perintah itu menyusul munculnya lebih banyak kelompok infeksi di kamp-kamp konstruksi di ibu kota. Sejak Mei, 37 cluster telah ditemukan di kamp-kamp Bangkok.

Pihak berwenang akan mendirikan pos pemeriksaan di Bangkok dan lima provinsi untuk membatasi perjalanan dan relokasi pekerja konstruksi. Selain itu, pemerintah juga akan membuka pos pemeriksaan di empat provinsi selatan di dekat Malaysia.

Melansir Reuters, #BangkokLockdown menjadi tren di Twitter pada Minggu dini hari. Tagar ini dibanjiri keterkejutan mereka soal pengumuman itu serta kritik soal waktu pengumuman.

Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengatakan pada hari Jumat bahwa dia ingin menghindari kata lockdown (penguncian). Pemerintah juga menargetkan pembatasan untuk bisnis dan kegiatan tertentu untuk mengurangi penularan.

MENKES INGGRIS, SKANDAL, MATT HANCOCK,

Usai Skandal, Menteri Kesehatan Inggris Mengundurkan Diri

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengajukan pengunduran diri setelah skandal dan pelanggaran protokol kesehatan (prokes) Covid-19 yang ia lakukan dengan seorang ajudan terkuak ke publik.

Pernyataan pengunduran diri dilakuukan pria 42 tahun itu lewat sebuah surat kepada Perdana Menteri Boris Johnson.

“Kami berutang kepada orang-orang yang telah berkorban begitu banyak dalam pandemi ini dan mengecewakan mereka seperti yang saya lakukan dengan melanggar pedoman (prokes),” katanya dalam surat itu, seperti dikutip Reuters.

Johnson menjawab bahwa dia menyesal menerimanya.

“Anda harus sangat bangga dengan layanan Anda,” tulisnya. “Saya berterima kasih atas dukungan Anda dan percaya bahwa kontribusi Anda untuk pelayanan publik masih jauh dari selesai.”

Hancock yang sudah menikah ketahuan melanggar aturan protokol kesehatan Covid-19 yang diimbaunya sendiri dengan mencium dan memeluk seorang ajudan di kantornya.

Padahal saat itu tengah dilakukan aturan agar warga tidak melakukan kontak intim dengan seseorang di luar keluarga yang serumah dengan mereka.

Hal ini dipublikasikan surat kabar The Sun berdasarkan rekaman video CCTV bulan lalu.

Dalam rekaman tampak bagaimana menteri yang sudah menikah itu merangkul dan berciuman dengan seorang wanita yang ia tunjuk untuk meneliti kinerja departemennya. Sebagai ajudan terdekat sang menteri, wanita ini dibayar dengan uang pajak negara.

Hal ini lantas membuat marah rekan-rekan dan masyarakat yang tengah hidup di bawah penguncian.

Hancock secara rutin muncul di televisi dan radio untuk memberi tahu orang-orang agar mengikuti aturan ketat untuk menjaga agar penularan virus tak makin meluas.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>