China Tegaskan Tak Akan Biarkan Negara Mana pun Ikut Campur di Taiwan


China menegaskan kembali bahwa pihaknya tidak akan membiarkan negara mana pun ikut campur di Taiwan.

“Kami tidak akan pernah mengizinkan negara mana pun untuk ikut campur dalam masalah Taiwan dengan cara apa pun. Tidak ada yang boleh meremehkan tekad, kemauan dan kekuatan rakyat China untuk menjaga kedaulatan nasional,” kata Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Selasa (6/7).

Pernyataan itu disampaikan untuk menanggapi Wakil Perdana Menteri Jepang Aso Taro, yang pada Senin mengatakan bahwa negaranya dapat mengambil tindakan jika China menginvasi Taiwan.

China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, sementara Taiwan bersikeras untuk merdeka sejak 1949 dan memiliki hubungan diplomatik penuh dengan setidaknya 16 negara.

“Jika terjadi peristiwa besar [di Taiwan], tidak aneh sama sekali jika menyentuh situasi yang mengancam kelangsungan hidup. Jika itu masalahnya, Jepang dan AS harus membela Taiwan bersama-sama,” kata Taro.
Zhao menilai pernyataan Taro sangat salah dan berbahaya serta akan merusak fondasi politik hubungan China-Jepang.

Peningkatan hubungan antara Taiwan dan negara-negara barat, termasuk Amerika Serikat dan sekutunya, telah membuat China marah.
 
Beijing menilainya sebagai provokasi, yang juga menyebabkan keterlibatan militer udara dan laut yang intens antara militer China dan Amerika di Laut China Selatan. Namun, dalam laporan terbarunya, Inisiatif Penyelidikan Situasi Strategis Laut China Selatan (SCSPI) yang berbasis di Beijing mengungkapkan penurunan signifikan dalam penerbangan pengintaian AS di atas Laut China Selatan bulan lalu.

Data yang dirilis oleh SCSPI menunjukkan bahwa AS hanya melakukan 36 penerbangan seperti itu, turun drastis dari 72 pada Mei.

Sementara itu, China mengklaim AS telah menolak visa bagi hampir 500 pelajar China.
“China telah menyatakan keprihatinan serius dan mengajukan perwakilan serius ke AS atas penolakan visa kepada 500 pelajar China,” kata Zhao.

September lalu, China mengecam keputusan AS untuk mencabut visa lebih dari 1.000 pelajar dan cendekiawan China yang dianggap sebagai risiko keamanan.

Permusuhan antara raksasa ekonomi dunia itu telah menyebar ke berbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir, termasuk perdagangan, teknologi dan akademisi.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>