Usai Rebut Perbatasan Iran dan Turkmenistan, Taliban Klaim Kuasai 85 Persen Wilayah Afghanistan


Ilustrai, Militan Taliban di Afghanistan ©AFP PHOTO/FARIDULLAH AHMADZAI

Pada Jumat, Taliban mengklaim menguasai 85 persen wilayah Afghanistan setelah merebut perbatasan penting dengan Iran dan Turkmenistan, bagian dari serangan besar-besaran yang diluncurkan ketika pasukan AS menarik diri dari negara yang dilanda perang itu.

Beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden menyampaikan perihal penarikan pasukan AS pada akhir Agustus, Taliban mengatakan para pejuangnya telah merebut dua perbatasan penting di Afghanistan barat.

Di Moskow, sebuah delegasi pejabat Taliban mengatakan mereka menguasai sekitar 250 dari hampir 400 distrik Afghanistan, sebuah klaim yang tidak mungkin diverifikasi secara independen dan dibantah oleh pemerintah.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, secara terpisah mengatakan kepada AFP para pejuang mereka telah merebut kota perbatasan Islam Qala di perbatasan Iran dan persimpangan Torghundi dengan Turkmenistan.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Tareq Arian, mengatakan upaya sedang dilakukan untuk mengusir pemberontak dari posisi mereka saat ini.

Beberapa jam sebelumnya, Biden mengatakan misi militer AS akan berakhir pada 31 Agustus setelah “mencapai” tujuannya, hampir 20 tahun setelah dikerahkan ke negara tersebut.
Namun Biden mengakui “sangat tidak mungkin” Kabul akan mampu mengendalikan seluruh negeri.

“Status quo bukanlah pilihan,” kata Biden saat ditanya terkait pasukan AS tetap diam di negara itu.

“Saya tidak akan mengirim generasi Amerika lainnya untuk berperang di Afghanistan,” lanjutnya, dikutip dari Times of India, Minggu (11/7).

Biden mengatakan rakyat Afghanistan sendiri yang harus menentukan masa depan mereka, tetapi dia mengakui ketidakpastian negara itu di masa depan.

Sementara itu Taliban menyambut baik pernyataan Biden terkait penarikan pasukan AS.

“Setiap hari atau jam ketika pasukan AS dan asing pergi lebih awal adalah langkah positif,” kata juru bicara Taliban, Suhail Shaheen kepada AFP.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>